JATIMTIMES - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi di Kota Batu terus meningkat. Hingga Jumat (13/5/2022) dari 33 ekor kini bertambah menjadi 60 ekor sapi.
60 ekor sapi dan kambing yang terjangkit PMK itu berasal dari Kecamatan Bumiaji tepatnya berada di Desa Sumbergondo. Mulanya terdapat sapi yang terjangkit dari desa ini semula hanya 5 ekor sapi, kini merambah menjadi 57 ekor sapi juga kambing.
Baca Juga : Breaking News, Pabrik Gangsar Ngunut Dilalap Jago Merah
“Jumlah tersebut terus bertambah terdiri dari sapi dan kambing,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu, Sugeng Pramono.
Wabah ini bermula dari laporan masuk pada 6 Mei, terdapat 5 ekor sapi diduga terjangkit PMK berasal dari Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji.
Pemkot Batu kini telah melakukan tindakan supaya tidak menular. Mulai dari melakukan penyemprotan disinfektan di kandang-kandang sapi yang diduga terjangkit PMK. “Kemudian sapi diberi vitamin dan antibiotik. Mulai dari yang terjangkit maupun yang tidak tetapi kami berikan untuk pencegahan,” ujar Sugeng.
“Setidaknya harus bergerak cepat ke lapangan demi pencegahan yang maksimal,” tutup Sugeng. Sedang jumlah sapi perah di Kota Batu tercatat 12.579 ekor. Untuk sapi potong terdapat 2.579 ekor.
Pemkot Batu pun meminta kepada pemilik hewan ternak tidak perlu panik. Jika peternak mendapati hewan ternaknya memiliki ciri-ciri PMK seperti demam tinggi, hipersalivasi, sebagian ada lepuh di lidah dan rongga mulut, pincang, luka pada kaki diakhiri dengan lepasnya kuku pada sapi, sulit berdiri, dan menular sangat cepat dalam satu kawanan kandang, bisa melaporkannya kepada petugas.
Baca Juga : Breaking News, Pabrik Gangsar Ngunut Dilalap Jago Merah
Peternak bisa melaporkannya kepada Pemkot Batu, posko yang sudah didirikan, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) yang ada di setiap desa. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu Sugeng Pramono meminta warga agar tidak menerima atau mengirim hewan ternak dari luar kota.
“Supaya tidak menerima dan mengirim hewan ternak untuk meminimalisasi potensi penyebaran,” ucap Sugeng. Sugeng berpesan agar masyarakat tidak panik karena penyakit ini tidak bisa menular kepada manusia.
“Untuk hasil ternak sapi yang terkena PMK masih bisa dikonsumsi dagingnya maupun susunya asalkandiolah dulu. Jadi warga tidak perlu panik apalagi penyakit ini tidak menular ke manusia,” tutup Sugeng.