JATIMTIMES - Mendengar kata marbot, pertama kali terbayang di kepala kita adalah sosok pria yang sehari-hari bertugas melayani jamaah di masjid. Namun, ada juga marbot perempuan.
Dan, Nabi Muhammad SAW sangat memuliakan orang-orang dengan profesi tersebut. Bahkan, di zaman Rasulullah, marbot tidak hanya dari kalangan laki-laki. Dikisahkan ada seorang marbot perempuan yang bertugas mengurus Masjid Nabawi di Madinah.
Baca Juga : 4 Negeri yang Dianjurkan Nabi Muhammad SAW untuk Dihuni saat Akhir Zaman
Marbot tersebut bernama Ummu Mahjan. Meski usianya sudah renta, Ummu Mahjan kala itu dikenal sebagai sosok yang istikamah dalam membersihkan Masjid Nabawi setiap hari.
Hal itu membuat Rasulullah sangat menghormati Ummuh Mahjam. Bahkan saat Ummu Mahjan meninggal, Rasulullah sempat marah karena tidak diberi tahu oleh para sahabat.
Dalam riwayat yang tercantum di kitab sahih Al-Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah, disebutkan bahwa di masa Nabi Muhammad SAW, ada seorang perempuan yang bertugas mengurus Masjid Nabawi. Orang-Orang biasa memanggilnya Ummu Mahjan.
Ketika Ummu Mahjan sakit, Rasulullah pernah berpesan kepada para sahabatnya bahwa beliau ingin menyaksikan langsung dan menyalatkan Ummu Mahjan saat meninggal dunia.
"Apabila ia meninggal dunia, maka jangan kuburkan ia sebelum aku menyalatkannya," kata Rasulullah kala itu.
Ketika Ummu Mahjan wafat karena sakit, para sahabat saat itu langsung mendatangi kediaman Rasulullah selepas salat Isya. Namun saat itu Rasululllah sedang tidur.
Tak ingin membangunkan tidur Rasulullah, para sahabat lantas mengurungkan niat untuk memberi tahu Rasulullah perihal meninggalnya Ummu Mahjan. Para sahabat akhirnya bersepakat untuk menguburkan Ummu Mahjan di daerah Baqi al-Gharqad.
Baca Juga : 9 Hari Ini Tidak Dianjurkan bagi Umat Islam Berpuasa
Setelah beberapa hari berlalu, Rasulullah menyadari bahwa Ummu Mahjan tidak lagi terlihat di Masjid Nabawi. Rasulullah kemudian menanyakan keberadaan Ummu Mahjan kepada para sahabat.
Hingga akhirnya Rasulullah mengetahui Ummu Mahjan telah wafat dari informasi para sahabat. Saat mendengar kabar itu, Rasulullah terlihat marah.
Para sahabat lalu mengantar Rasulullah menuju makam Ummu Mahjan. Rasulullah berdiri di dekat makamnya dan melaksanakan salat gaib.
Salat gaib yang dilakukan Rasulullah menunjukkan bahwa ia sangat menghormati orang-orang yang mengurus masjid alias marbot. Bahkan Rasulullah rela datang ke makam Ummu Mahjan dengan berjalan kaki demi menyalati dan mendoakannya karena keistikamahan dan keikhlasannya membersihkan rumah Allah SWT.
Tidak sembarang orang bisa disalati oleh Rasulullah SAW. Dalam beberapa riwayat disebutkan Allah SWT melarang nabi untuk menyalati orang munafik dan orang yang bunuh diri.