JATIMTIMES - Gelombang virus covid-19 yang tinggi terus melanda Hong Kong hingga membuat kewalahan para penyedia jasa pemakaman. Pasokan peti mati kayu kini mulai menipis saat otoritas setempat bergegas menambah jumlah kamar mayat dalam menghadapi banyaknya kematian akibat covid-19.
Melansir melalui Reuters, bahkan mayat-mayat memenuhi rumah duka setempat saat gelombang ke-5 covid-19 yang melanda Hong Kong tahun ini dilaporkan memicu total lebih dari 1 juta kasus dan lebih dari 8.000 kematian.
Baca Juga : Safari Ramadan, Wali Kota Blitar Santoso Sapa Warga di Masjid Nurul Iman Pakunden
Pemandangan mayat-mayat yang menumpuk di ruang gawat darurat, bahkan di sebelah para pasien, mengejutkan banyak pihak di tengah terisi penuhnya kamar-kamar mayat setempat.
"Saya belum pernah melihat begitu banyak mayat ditumpuk bersama-sama," tutur seorang direktur jasa pemakaman setempat, Lok Chung.
Dia sendiri telah bekerja nonstop dengan sekitar 40 pemakaman digelar pihaknya pada Maret lalu meningkat dari rata-rata 15 pemakaman setiap bulannya. "Saya tidak pernah melihat anggota keluarga begitu kesal, begitu kecewa, begitu tidak berdaya," imbuh Lok Chung.
Chung lantas menambahkan bahwa penantian lama dalam memproses dokumen kematian turut menghambat kinerjanya. Pekan lalu, ia harus bergegas dari kamar mayat untuk mengurus pengaturan pemakaman untuk pasien-pasien covid-19.
Disebutkan Chung, keluarga seorang wanita yang meninggal pada 1 Maret masih harus menunggu dokumen untuk mengambil jenazahnya. Chung juga menyebut adanya kekurangan replika kertas tradisional untuk barang-barang menyerupai mobil hingga rumah dan barang-barang pribadi lainnya, yang dibakar sebagai persembahan saat seremoni pemakaman ala China. Pasalnya, hal itu diyakini akan digunakan orang mati di akhirat kelak.
Sebagian besar keterlambatan dalam pasokan barang-barang itu disebabkan oleh kemacetan transportasi dari kota Shenzhen, yang memasok banyak barang, namun sekarang tengah menghadapi wabah covid-19 sendiri.
Perbatasan dengan Hong Kong juga sebagian besar ditutup akibat pandemi ini. Tak cuma itu. Banyak penularan covid-19 di kalangan pegawai rumah duka juga memberikan tantangan signifikan.
Baca Juga : Waduh, Hotman Paris Blak-blakan Ngaku Pisah Ranjang dengan Sang Istri
"Hampir seperempat orang tidak bisa bekerja. Jadi, beberapa rumah duka harus mengumpulkan staf di kalangan mereka sendiri untuk tetap bisa bekerja," kata direktur jasa pemakaman lainnya, Hades Chan.
Pejabat pangan dan kebersihan Hong Kong Irene Young, menyebut bahwa China memasok lebih dari 95 persen dari 250 hingga 300 peti mati yang dibutuhkan Hong Kong setiap hari. Young menyatakan pihaknya telah menerima lebih dari 3.750 peti mati untuk periode 14-26 Maret, setelah Hong Kong berkoordinasi dengan China daratan.
Terdapat pula 6 krematorium yang sekarang beroperasi hampir sepanjang waktu oleh departemen pangan dan kebersihan Hong Kong, untuk melakukan nyaris 300 kremasi dalam sehari, atau dua kali lipat dari biasanya.
Bahkan, kamar mayat umum, telah diperluas untuk mengakomodasi 4.600 mayat dari tadinya hanya 1.350 mayat.