free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Mengenal Padusan, Tradisi di Pulau Jawa untuk Menyucikan Diri Jelang Ramadan

Penulis : Desi Kris - Editor : A Yahya

10 - Mar - 2022, 18:25

Placeholder
Ramadan (Foto: Freepik)

JATIMTIMES - Tinggal menghitung hari, seluruh umat Islam di dunia akan menjalankan ibadah puasa atau bulan Ramadan. Menjelang bulan Ramadan 1443 Hijriah ini, ternyata masih banyak tradisi dan ritual di Pulau Jawa yang dilakukan.

Satu diantara tradisi masyarakat Jawa yang masih dilakukan jelang bulan Ramadan adalah padusan. Padusan berasal dari Bahasa Jawa 'adus' yang bermakna mandi. Menurut tradisi, bersih-bersih diri dengan cara mandi besar dilakukan menjelang bulan suci Ramadan agar mendapat ketenangan batin.

Baca Juga : Polsek Mayang Gelar Bazar Minyak Goreng, 1.000 Liter Ludes 2 Jam

Tradisi padusan ini adalah akar tradisi masyarakat Jawa yang dimulai sejak zaman kerajaan zaman dahulu. "Dari era Panembahan Senopati sampai saat ini, tradisi padusan masih dilakukan," ucap Om Hao seperti dilansir dari kanal YouTube Kisah Tanah Jawa.

Saat era klasik Hindu Budha, tradisi padusan ini sudah ada. Sedangkan masyarakat Bali menyebut padusan dengan melukat.

Baik padusan atau melukat punya tujuan yang sama yakni menyucikan diri di sumber mata air langsung. "Di era-era klasik baik kerajaan Majapahit, Singosari, Mataram lama, pasti ditemukan situs pemandian umum untuk tujuannya melukat," kata Om Hao.

Menurut Om Hao, tradisi padusan ini dimulai dari Sultan Hamengkubuwono I dan dilakukan saat bulan Ruwat (Sya'ban).

Pada bulan Ruwat ini selain melakukan ziarah makam, masyarakat Jawa biasanya melakukan mandi besar dengan tujuan menyucikan diri sambut bulan yang suci.

"Tapi waktu itu ditujukan untuk laki-laki dan tidak boleh dicampur, sementara untuk perempuan akan membawa airnya untuk mandi di rumah," tutur Om Hao. 

Baca Juga : Ini Alasan KH Miftachul Akhyar Mundur dari Ketum MUI, PBNU: Silakan Teman-teman MUI Menyikapinya

"Kalau mandi itu harus bersih semua dan tidak boleh ada satu helai rambut pun yang tak basah, tujuannya adalah untuk olah rasa, olah raga, dan olah batin," tambah Om Hao lagi. 

Untuk diketahui, tradisi padusan secara spiritual, akan mengisi ulang energi yang ada dalam diri. Secara garis besar, manusia terdiri sendiri dari 3 unsur yaitu air, udara, dan tanah, untuk mengisi ulang energi itu dilakukan dengan mandi atau padusan. "Sifat dari unsur air itu menenangkan, membersihkan, dan mencerahkan wajah," kelakar Om Hao.

Namun, tradisi padusan ini tidakperlu dilakukan di sendang atau mata air, karena tradisi ini bisa dilakukan di semua tempat. "Bahkan di rumah pun bisa, dengan niat menyehatkan batin, membersihkan jiwa, raga, dan seluruhnya," terang Om Hao. 

"Padusan itu yang penting ada unsur airnya, air sumur, sungai, danau, dan laut, semuanya bisa," tandas Om Hao. 


Topik

Serba Serbi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

A Yahya