JATIMTIMES - Mendidik anak usia sekolah dasar (SD) menjadi tantangan yang dihadapi para orang tua. Terlebih lagi pada masa pandemi covid-19.
Hal ini dikarenakan otak anak usia tersebut masih belum berkembang secara sempurna. Maka dari itulah, perlu motede yang tepat dalam pembelajaran.
Baca Juga : Di Antara 25 Nabi, Siapa Nama Nabi yang Paling Sering Disebut dalam Alquran?
Dosen Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) yang juga Kepala Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Dr Cicilia Ika Rahayu Nita MPd menjelaskan, dalam masa pandemi covid-19, metode pembelajaran yang digunakan haruslah mengembangkan.
Metode yang tepat digunakan dalam pembelajaran di masa pandemi ini melalui pendekatan bermain berbasis IT (teknologi informasi). Selain itu, bisa juga digunakan dengan penerapan model project base learning.
Model project base learning sendiri merupakan metode pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Model pembelajaran ini berpusat pada siswa untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Siswa secara konstruktif melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan.
Project based learning memiliki karakteristik yang membedakan model yang lain. Karakteristik itu antara lain centrality, yakni pada project based learning, proyek menjadi pusat dalam pembelajaran. Karakteristik berikutnya adalah driving question. Project based learning difokuskan pada pertanyaan atau masalah yang mengarahkan siswa untuk mencari solusi.
Kemudian constructive investigation. Siswa membangun pengetahuannya dengan melakukan investigasi secara mandiri, sehingga guru sebagai fasilitator.
Berikutnya, autonomy. Project based learning menuntut student centered, siswa sebagai problem solver dari sebuah masalah yang menjadi pembahasan. Terakhir, realisme. Pada karakteristik ini, siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan kondisi yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otetik dan menghasilkan sikap professional.
Baca Juga : Tren Covid-19 Terus Menurun, Wali Kota Sutiaji: Maret 2022 Bersiap Pra Endemi
Lebih lanjut, Cicilia menjelaskan, fase pada anak adlaah fase bermain. Hal ini selaras dengan kondisi saat ini. Generasi anak pada masa sekarang, masuk pada generasi Z yang dekat dunia IT. Maka memberikan sebuah kemenarikan pada anak adalah belajar menggunakan pendekatan bermain.
"Belajar yang baik adalah belajar berbasis pengalaman dan bermakna bagi anak sehingga sangat tepatlah model pembelajaran berbasis project dapat diterapkan," jelasnya.
Sementara itu, metode pembelajaran yang tepat bagi anak usia SD juga tak lepas dari peran penting orang tua. Berdasarkan pengalaman dan hasil pengamatan di lapangan, banyak sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Orang tua berperan sebagai motivator, fasilitator dan mediator dalam pembelajaran pada masa pandemi.
“Berdasarkan pendapat beberapa orang tua siswa, banyak anak yang cenderung cuek dan agak sedikit mengabaikan tugas guru karena sudah nyaman dengan bermainnya, Sehingga sangat membutuhkan pendampingan dari orang tua,” pungkasnya.