JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi terus melakukan langkah kongkrit dalam mengoptimalkan pengelolaan dan pengolahan sampah industri maupun rumah tangga khususnya sampah plastik. Salah satunya dengan meluncurkan program pengendalian sampah yang bertajuk “Banyuwangi Hijau”.
Program tersebut diluncurkan atau dilaunching Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Pendapa Sabha Swagata Blambangan Banyuwangi pada Senin (21/02/2022).
Baca Juga : Dinsos-P3AP2KB Kota Malang Tingkatan Kapasitas SDM 120 Kader BKB Holistik Integratif
"Kami terus melakukan upaya pengendalian sampah plastik. Kami menggelar sejumlah kegiatan untuk mengkampanyekan pengendalian sampah. Kali ini, kita bersama-sama meluncurkan Banyuwangi Hijau yang berupa pengendalian sampah langsung dari rumah tangga," jelas Bupati Ipuk.
Program Banyuwangi Hijau, tambah Ipuk, merupakan kelanjutan dari Project STOP (Stop Ocean Plastics) yang sukses dilaksanakan di Kecamatan Muncar sejak 2018. Pada tahun ini, project tersebut akan diperluas skalanya dengan membangun pusat pengolahan sampah .
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, Recycle yang menjangkau 5 kecamatan sekaligus. Selain di wilayah Muncar, juga akan dilakukan di Kecamatan Songgon, Rogojampi, Sempu, Genteng dan Kecamatan Singojuruh.
"Kami menyiapkan lahan seluas 1,5 hektar di Kecamatan Songgon yang nantinya akan menjadi pusat pengolahan sampah yang telah dipilah dari berbagai kecamatan tersebut. Targetnya nanti dapat menghentikan 150.400 ton sampah dan 21.000 ton sampah plastik yang dapat mencemari lingkungan," papar Ipuk.
Project STOP di wilayah Muncar merupakan program pengelolaan sampah langsung oleh Borealis, sebuah perusahaan yang berbasis di Viena, Austria yang bekerjasama dengan PT Systemiq Lestari Indonesia. Sedangkan sumber pembiayaannya berasal dari Pemerintah Norwegia dan Borealis sendiri.
Perwakilan Deputi Head of Mission Kedubes Norwegia Bjornar Hotvedt yang memberikan sambutan secara virtual, menjelaskan program kerjasama yang dijalin merupakan upaya untuk mendukung Indonesia dalam mengurangi sampah plastik yang hanyut ke laut. "Ini merupakan upaya dari kami, untuk mendukung Indonesia mengurangi kebocoran sampah plastik ke laut sebanyak 70 persen pada tahun 2025," jelasnya.
Sementara itu, CEO Borealis, Thomas Gangl, menyatakan pihaknya merasa senang dapat terlibat dalam project tersebut. "Sampah plastik selama ini telah menjadi masalah bagi planet dan masyarakat kita. Namun, dengan inisiasi ini (mengendalikan sampah plastik), mimpi jadi nyata," ungkapnya.
Project STOP yang dikembangkan di Banyuwangi yang merupakan daerah dengan garis pantai lebih dari 170 kilometer, mendapatkan apresiasi dari Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
Menurut Luhut, program yang dilaksanakan merupakan bentuk sinergi positif dalam penanganan sampah. "Pengelolaan sampah ini harus menjadi tradisi dan budaya kita. Sehingga bisa mengakar sampai ke anak cucu agar lingkungan alam bisa menjadi lebih bersih dan sehat," pesannya.
Baca Juga : Aksi Demo Rakyat Banyuwangi Peduli, Diduga Ada Oknum Pegawai Kecamatan yang Memprovokasi
Sementara pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyuwangi, Dwi Handayani mengungkapkan program kerjasama dengan PT Systemiq Lestari Indonesia pengelolaan sampah secara bertahap akan diperluas di Banyuwangi.
Dia menuturkan potensi sampah di Banyuwangi masih cukup tinggi. Berdasarkan data yang ada pada 2021 jumlah sampah sekitar 448 ribu ton per tahun. Dari potensi tersebut, 34 persennya berupa sampah anorganik yang didominasi plastik yang tercatat sekitar 45 persen.
Sampai saat ini sebagian warga memiliki kebiasaan yang kurang baik dengan membuang sampah rumahtangga maupun plastik ke sungai yang mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan sungai bahkan sampai ke kawasan pantai.
Kondisi yang tidak baik tersebutharus dihentikan. Sebagaimana target yang ditetapkan oleh Bupati Banyuwangi pada 2025 mendatang ada pengurangan 30 persen sampah di Banyuwangi. Selebihnya sekitar 70 persen dapat dikelola dengan baik, imbuh wanita berhijab itu..
"Nantinya bantuan tersebut akan dimanfaatkan untuk melaksanakan program sosialiasi, edukasi, pembangunan sarana dan prasarana serta operasional pengelolaan dan pengolahan sampah di Banyuwangi," jelas Yani.
Hadir dalam launching Banyuwangi Hijau diPendapa Sabha Swagata Blambangan Banyuwangi antara lain; Manager Circular Economy Solutions Borealis Anthony Berthold, Chief Delivery Officer, Project STOP Muncar Andre Kuncoroyekti, Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Jawa Abdul Mu'in, Wakil Bupati Banyuwangi H. Sugirah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Banyuwangi, Pimpinan SKPD, Camat, Kepala Desa /Lurah dan beberapa undangan lain