JATIMTIMES - Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Desa Ngambeg, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan, menggelar aksi berbagi minyak goreng, tahu, dan tempe kepada pedagang kecil dan menengah, Minggu (20/2/2022).
Selain sebagai bentuk kepedulian kepada terdampak kenaikan harga minyak goreng dan kedelai, aksi ini juga sebagai bentuk kritik terhadap pemerintah yang terkesan lambat menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh rakyat.
Baca Juga : Aksi Mogok Produksi Tahu-Tempe Ada Kaitannya dengan Babi di China, Kok Bisa?
"Sudah hampir sebulan ini kita sulit mendapatkan minyak goreng, bahkan tidak jarang kita melihat masyarakat harus antre berdesakan agar mendapatkan minyak goreng. Berdesakan tentu sebuah perilaku tidak baik di tengah pandemi covid-19 yang belum berakhir," ungkap kordinator aksi Silviyana Anggraeni kepada Jatimtimes.com.
Perempuan yang akrab disapa Silvi itu menilai pemerintah hanya bergerak cepat jika menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengusaha dan konglomerat, tetapi lamban menyelesaikan persoalan rakyat.
"Salah satu alasan utama yang mendorong kami melakukan aksi sosial karena mayoritas penduduk di desa kami ini adalah pedagang pecel lele, yang setiap harinya menggunakan minyak goreng dan tempe untuk berjualan. Nah saat ini, mereka setiap hari kelabakan membeli minyak goreng. Kalaupun dapat, harganya cukup mahal," tandasnya.
Dia berharapa berharap pemerintah segera melakukan percepatan ketersediaan minyak goreng dan kedelai. Mengingat ini adalah kebutuhan pokok yang digunakan seluruh lapisan masyarakat, khususnya para pedagang kecil dan menengah.
"Beberapa hari lalu Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi berjanji akan mendistribusikan 73 juta liter minyak goreng curah kepada masyarakat dengan harga murah. Nah informasinya kemarin sudah dilangsungkan di surabaya dengan harga Rp 10.500. Kami berharap segera dilanjutkan ke Kabupaten Lamongan," imbuhnya.
Baca Juga : Sederet Public Figure Meninggal karena Covid-19, Terakhir Dorce Gamalama
Rendra, salah satu pedagang yang menerima bantuan mengaku kesal dengan pemerintah yang lama menyelesaikan kelangkaan minyak goreng dan kedelai.
"Bantuan ini tentu sangat membantu usaha kami. Minyak goreng susah sekali mas didapatkan, kalaupun ada harganya mahal dan belinya harus antre. Pak Jokowi harus segera menyelesaikan masalah ini, karena kami belum selesai tersiksa dengan pandemi, sekarang ditambah beban harga kebutuhan pokok tinggi," ujar pria yang berprofesi sebagai pedagang pecel lele ini.