JATIMTIMES – Membuat sebuah karya apalagi Film di tengah pandemi Covid-19, sebuah tantangan bagi Sineas muda di Jember. Terlebih banyak produksi film yang terdampak dan ‘nyaris lumpuh’ dalam dua tahun ini. Namun hal ini tidak membuat para Sineas muda di Jember, dimana mayoritas masih menempuh bangku kuliah ini untuk tetap berkarya.
Hal ini yang dibuktikan oleh sekelompok anak muda yang tergabung dalam penggarapan film pendek berjudul ‘Sekar’ yang disutradarai oleh Zamroni, Dosen Program Studi Televisi dan Film Fakultas Budaya Universitas Jember. Dalam proses syuting yang dilakukan selama 1 minggu yang dilakukan pada bulan Maret akhir, seluruh kru harus berhadapan dengan virus Covid-19 vairan Delta sedang mengganas di Kabupaten Jember.
Baca Juga : Covid-19 Omicron Sudah Terdeteksi di Indonesia, Seperti ini Gejalanya
“Banyak tantangan dalam penggarapan film, terlebih saat proses syuting pada akhir Maret lalu bersamaan dengan mengganasnya penyebaran covid-19, kami mendapatkan penolakan tiga kali dari pemilik rumah yang akan kami jadikan lokasi syuting,” ujar Zamroni selaku sutradara Film Sekar melalui Geby salah satu crew Film Kamis (16/11/2021) malam sebelum penayangan perdana Film Sekar di Kota Cinema Mall.
Menurut Zamroni, penolakan warga yang rumahnya dijadikan sebagai lokasi syuting, bukan tanpa sebab, masyarakat sangat protect terhadap kehadiran orang asing di rumahnya. Meski saat itu dirinya sudah menunjukkan surat bebas Covid seperti surat hasil Swab, namun warga tetap tidak mau rumahnya ditempati sebagai lokasi syuting, padahal rumah milik warga tersebut sangat sesuai dengan alur cerita film yang digarapnya.
“Ya kita memaklumi dan menghargai penolakan warga saat itu, bahkan kami mengapresiasi warga tersebut, hal ini menunjukkan jika tidak semua warga mengabaikan adanya virus covid-19, mereka benar-benar mentaati anjuran dari pemerintah,” bebernya.
Zamroni menambahkan, proses syuting yang mengambil 3 titik lokasi diantaranya di Jalur Lintas Selatan (JLS) di Kecamatan Puger, Pantai Papuma di Kecamatan Wuluhan dan Kertanegara Kaliwates yang semuanya di Kabupaten Jember, juga tidak melibatkan banyak crew. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerumunan.
“Saat kami syuting di JLS dan pantai Papuma, kami tidak membawa banyak crew, meski demikian, semua crew yang terlibat dalam proses syuting, mematuhi protokol kesehatan dengan terlebih dahulu melakukan swab PCR, dan Alhamdulillah diberi kelancaran dan semua crew tetap diberi kesehatan sampai saat ini,” bebernya.
Sedangkan proses pencarian talent dalam Film Sekar ini juga dilakukan Open Casting secara online, dan menempatkan Layla Wulandari (Pemeran Sekar) asal Kabupaten Malang sebagai pemeran utama.
Baca Juga : BIN Sebut Indonesia 5 Besar Negara Terbaik dalam Pengendalian Covid-19
“Dalam mencari talent dalam film Sekar ini, kami melakukan open casting secara online dan offline, dimana offline hanya diikuti oleh warga asal Jember, dan untuk onlinenya diikuti oleh peserta dari berbagai daerah, diantaranya dari Surabaya, Solo, Jogjakarta dan juga Malang,” jelasnya.
Film Sekar ini sendiri bergenre drama yang menceritakan tentang hubungan pasangan suami istri yang menikah karena perjodohan orang tua. Namun disisi lain ada pihak ketiga yang terlibat di dalamnya. Meski demikian, film ini tidak hanya sekedar membahas soal percintaan dari sudut pandang emosi dan rasa saja, akan tetapi dari sudut pandang rasional.
Sementara Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Jember Dhebora Kresnowati yang ikut menyaksikan penayangan perdana Film Sekar, kepada sejumlah wartawan mengatakan, bahwa film karya anak Jember ini layak di apresiasi. Tidak hanya ceritanya yang menarik, tapi disisi lain pengambilan lokasi syuting di Jember juga memberikan dampak positif di dunia periwisata.
Di mana lesunya pariwisata di Jember akibat pandemi, bisa tersampaikan lewat film ini, banyak spot wisata yang begitu bagus dalam film ini, dan semuanya ada di Jember. “Ini bagus, bisa membantu pemulihan dunia wisata yang lesu akibat pandemi, kita semua tahu, bagaimana panorama Jember yang ada dalam background film tersebut, tentu akan membantu pulihnya kepariwisataan di Jember, semoga banyak sineas-sineas muda yang terus berkarya,” pungkas Dhebora.