JATIMTIMES - NZR Sumbersari menjadi satu-satunya tim asal Malang yang berhasil menembus babak final kompetisi Liga 3 2021 Asprov Jatim. Kekompakan tim menjadi kunci sukses tim besutan Charis Yulianto itu hingga partai puncak.
Mantan asisten Mario Gomez di tim Arema FC itu mengatakan tidak menyangka timnya bisa maju sampai final dan satu-satunya dari Malang. Menurutnya, hal itu juga tidak lepas dari manajemen, owner, jajaran pelatih hingga pemain yang telah ikut mulai pembentukan tim, persiapan, kompetisi sampai masuk final.
Baca Juga : Munculkan Desainer Baru, Diskopindag Kota Malang Gelar DFC 2021
“Yang pasti ini kunci dari semua ini, ya artinya jadi tidak ada jarak dengan manajemen, pemain sama pelatih saling terbuka. Juga kekompakan dan suasana tim yang kondusif,” ujar Charis kepada JatimTIMES, Rabu (15/12/2021).
Saat menjalani kompetisi, Charis mengaku tidak ada istilah anak emas ataupun pemain senior. Hal itu untuk merangsang para pemain agar tetap bekerja maksimal mulai latihan hingga turun di pertandingan.
“Saya selalu tekankan ke tim ini jadi tidak ada pemain yang merasa bintang. Merasa lebih hebat semua bekerja keras semua kompak. Dan itu adalah kekuatan tim ini. Tim ini kuat karena kekompakan,” tegas Charis.
Disinggung mengenai calon tim lawan yakni Persedikab Kabupaten Kediri, Charis mengaku tidak ada tim yang istimewa. Bagi dia semua tim memiliki kans yang sama untuk memenangkan sebuah pertandingan.
“Saya pikir kansnya (untuk memenangkan pertandingan) sama. Semua tergantung kemauan dan kerja keras pemain di partai final. Seluruh pemain juga punya pengalaman melawan tim yang secara kualitas di atas tim kita. Semoga besok apa yang saya sudah berikan dari kami sudah melakukan antisipasi lawan seperti pertandingan sebelumnya sudah berjalan dengan baik,” ungkap Charis.
Baca Juga : Minggu ini Manajemen Persik Lakukan Evaluasi, Bersiap di Bursa Transfer Paruh Musim
Namun Charis juga tetap berpesan kepada pemainnya agar tidak mudah meremehkan lawan. Sebab, Persedikab bukan tim yang sembarangan, karena sudah dibesarkan dari manajemen yang kuat dan juga dibesut oleh pelatih senior Tony Ho.
“Mantan pelatih saya juga. Jadi ibaratnya saya melawan guru saya. Kalau saya melihat sih Tony Ho lisensinya udah tinggi. Di luar lapangan saya menjadi adiknya,” kata Charis.
“Dia lebih menekankan kekuatan fisik. Jadi Persedikab ini saya tidak bisa anggap remeh juga. Meskipun kami selama kompetisi sampai sejauh ini belum terkalahkan, tapi kami akan tetap menjaga konsistensi itu,” imbuhnya menegaskan.