JATIMTIMES - Warga di pedesaan di Tulungagung dan kebanyakan tempat lain, pada jaman dulu mengambil air selalu dari sumurnya sendiri. Untuk mengambil air dari dalam sumur itu, mereka menggunakan alat yang disebut senggot.
Sulit saat ini mencari sumur yang masih menggunakan alat yang bernama senggot. Jika digambarkan, senggot adalah peralatan untuk mengambil air sumur secara tradisional dan sederhana dan terbuat dari bambu.
Baca Juga : Diguyur Hujan Deras, Desa Panggungrejo Kepanjen Banjir
Pada ujung bambu dipasang tali atau bambu lebih kecil (genter-galah) berukuran panjang disambungkan pada ember sebagai tempat air.
"Pada ujung di belakang sana dipasang beban yang dikenal dengan nama bandul senggot," kata Sutriman (57), saat ditemui di salah satu warung di Sumbergempol, Kamis (18/11/2021).
Lanjutnya, dengan sengggot orang dahulu semasa Sukiran kecil hingga remaja, mengambil air dari dalam sumur tidak terlalu berat.
"Pas narik ke sumur agak berat, namun saat air terisi dan ditarik ke atas sudah ringan karena dibantu bandul senggot," ujarnya.
Di zaman sekarang, alat yang kerjanya seperti senggot adalah permainan jungkat jungkit.
"Sama, di tengahnya ada as yang bisa saja terbuat dari kayu atau dari besi. Jika timba kosong maka posisinya njomplang, tapi jika terisi, menjadi seimbang dan tenaga orang hanya menarik dengan dibantu oleh beban bandul senggot, air naik ke atas sumur," ungkapnya.
Warga di pedesaan pada zaman dahulu menurut Sutriman pasti mengetahui apa yang disebut dengan senggot itu.
Baca Juga : Mengenal Raynora, Atlet Panah Handal Putra Perwira Polisi di Tulungagung
"Pelan-pelan hilang karena ada timba sumur jenis katrol. Kemudian semakin langka setelah ada pompa air," jelasnya.
Generasi saat ini baik yang di kota atau hidup di pedesaan banyak yang sudah tidak mengerti apa yang disebut dengan senggot itu.
"Bandul senggot dari dulu bahkan sekarang masih digunakan sebagai contoh terhadap orang yang bodoh. Jika tidak mau belajar, maka kelak akan seperti bandul senggot, yakni menjadi orang yang posisinya selalu kalah dan ditentukan oleh orang lain," tuturnya.
Namun, menurut pria yang juga menjadi sesepuh di kegiatan pernikahan dan upacara adat lainnya ini mengatakan, orang kuat bisa saja kebethuk (terbentur) kepalanya oleh bandul senggot.
"Orang kuat, kaya dan lainnya jika sombong bisa saja malah dikalahkan orang bodoh. Itu orang kuno menyebut dengan istilah, kebenthuk bandul senggot," pungkasnya.