JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten Tulungagung mengumpulkan perguruan silat se-Kabupaten untuk menjaga situasi kondusif serta memperkuat rasa kekeluargaan dan persaudaraan antar sesama. Pertemuan itu dikemas dalam dalam Apel Bersama Perguruan Pencak Silat se-Kabupaten Tulungagung di Pendapa Kongasarum Kusumaningbongso, Rabu (17/11/2021). Apel itu juga dalam rangka peringatan HUT ke-816 Kabupaten Tulungagung.
Bupati Tulungagung Maryoto Birowo mengatakan, kegiatan apel bersama perguruan pencak silat se-Kabupaten ini, dalam rangka menjalin silaturahim sekaligus mempererat persaudaraan.
Baca Juga : Bupati Jombang Belajar E-Office dan E-Sakip Desa ke Pemkab Sumedang
Selain itu, apel bersama perguruan silat se-Tulungagung juga bertujuan untuk menciptakan situasi kondusif di wilayah Kabupaten Tulungagung, sehingga NKRI akan menjadi semakin kuat dan rasa kekeluargaan juga semakin akrab.
"Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan semakin kuat dan rasa kekeluargaan persaudaraan lebih akrab. Barang siapa tak kenal maka tak sayang," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo di Pendapa Kongasarum Kusumaningbongso. Rabu (17/11/2021).
Di tempat yang sama, Kapolres Tulungagung AKBP Handono Subiakto mengatakan, apel bersama Perguruan Pencak silat merupakan tonggak awal menggelorakan semangat Bhinneka Tunggal Ika di bumi Gayatri (Tulungagung) agar tetap bisa bersatu.
Menurut Kapolres, apel bersama sebagai simbol dan menunjukkan kepada masyarakat bahwa perguruan silat di Tulungagung bisa bersatu. Dilihat dalam sejarah, rumusan atau semangat bhineka tunggal ika adalah berbeda tetap satu dan rumusan itu ada di Tulungagung sebagai bumi Gayatri. “Ini merupakan langkah awal menggaungkan kembali bahwa dari berbagai perguruan silat kita bisa bersatu,” kata AKBP Handono.
Dijelaskan, agenda perguruan silat tidak hanya kegiatan prestasi, dan perlu disadari semua dari dari sekian ribu anggota perguruan silat tidak semuanya akan menjadi atlet, dan yang terpenting adalah bagaimana menjadi pendekar atau pahlawan dalam kegiatan kehidupan sehari hari.
Pendekar atau pahlawan dalam kehidupan yang dimaksud adalah melakukan kegiatan positif diantaranya berperan aktif dalam penanganan Covid-19, membantu kamtibmas, dan membantu lingkungan sekitar ditempat tinggal masing-masing
"Kedepan Bupati dan bersama tokoh Perguruan silat akan menyusun untuk agenda positif lainnya seperti penanggulangan bencana dilakukan secara bersama. Sekaligus kita gelorakan demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat Tulungagung,” jelasnya.
Handono menegaskan, makna kesatria dan pendekar itu ketika bisa bermanfaat untuk lingkungannya, artinya semua ilmu telah mengajarkan bahwa manusia diciptakan untuk saling membantu atau bermanfaat bagi sesama.
Kedepan pola-pola pembinaan tidak hanya pembinaan terkait masalah, tetapi bagaimana berkehidupan bermasyarakat bisa guyub rukun, saling menghormati dan berbhineka tunggal ika.
“Pada intinya, hal tersebut akan menjadi salah satu bagian kurikulum diantara para pelatih masing-masing perguruan pencak silat,” tutup Handono Subiakto.