JATIMTIMES - Evaluasi pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di Kota Malang sejauh ini masih berjalan baik dan lancar.
Meski begitu, untuk semakin mencegah risiko penyebaran covid-19 di lingkungan sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang nantinya berencana menerapkan aplikasi Peduli Lindungi di sekolah. "Perlu sekali (penerapan aplikasi Peduli Lindungi)," ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang Suwarjana SE MM.
Baca Juga : Sedikit lagi, Kota Batu Bisa Capai Target Herd Immunity
Namun, penerapan Peduli Lindungi tidak langsung dilakukan semua jenjang sekolah. Penerapannya direncanakan pada jenjang SMP terlebih dulu.
Suwarjana menyebut pada jenjang SMP kebanyakan peserta didiknya telah menggunakan ponsel. Selain itu, peserta didik jenjang SMP telah banyak yang tervaksinasi dosis 1 maupun 2.
Sedangkan di jenjang SD, masih belum diberlalukan Peduli Lindungi. Sebab, hampir semua anak SD masih berumur di bawah 12 tahun dan belum divaksin. "Masih kami rencanakan," ungkap Suwarjana.
Penggunaan aplikasi PeduliLindungi tentunya dapat meminimalkan kontak fisik. Sehingga para siswa maupun para tenaga pendidik tidak harus membawa dokumen fisik hasil tes covid-19 atau sertifikat vaksinasi.
Penerapan itu sekaligus mendukung program pemerintah demi menekan penyebaran kasus covid-19. Aplikasi Peduli Lindungi akan membantu instansi pemerintah terkait dalam melakukan pelacakan untuk menghentikan penyebaran coronavirus disease (covid-19).
Baca Juga : Lewat Sarasehan Omek, Dema UIN Malang Kontribusi Kuatkan Peran Pemuda
Sementara itu, Disdikbud menjelaskan, vaksinasi pelajar Kota Malang menunjukkan perkembangan positif. Hingga saat ini, vaksinasi pelajar SMP maupun SD telah mencapai 99 persen pada dosis pertama.
Seperti diketahui, di Kota Malang sebanyak 50 ribu siswa ditargetkan untuk divaksin. Jumlah tersebut terbagi dari 45.000 siswa SMP dan 5.000 siswa SD. Semuanya merupakan siswa berusia 12 tahun ke atas.
Sedangkan untuk vaksinasi pelajar dosis kedua masih berada pada persentase 50 persen. Hal tersebut dikarenakan jadwal vaksinasi dosis kedua yang belum diterima oleh siswa.