JATIMTIMES - Masih ingat dengan mantan Wali Kota Malang Mochamad Anton ? Ya saat ini pria yang akrab disapa Abah Anton itu beralih profesi sebagai pebisnis kuliner.
Abah Anton membuka tempat kuliner bernama Abundacio Cafe and Eatery di kawasan Desa Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Saat media ini tiba di Abundacio, banyak warga dari berbagai sudut Malang Raya datang ke kafe itu.
Baca Juga : Pembangunan Malang Creative Center Sudah Capai 5 Lantai
Dari awal masuk, pengunjung disuguhi dengan banyaknya pohon durian di kanan dan kiri. Bukan hanya pohon. Durian yang siap panen juga banyak yang bergelantungan.
Abah Anton mengaku mulanya bisnis kuliner ini hanya sekadar hobi, yakni merawat kebun durian. Namun karena Abah Anton adalah pecinta durian, kemudian muncul ide ia membuat kafe yang makanannya banyak berbahan dasar durian.
“Ini sebenarnya kan dulu sekadar hobi. Ini saya dapat tanah tahun 1998. Pada waktu itu ini kebun jeruk mulanya. Dan terkenalnya di sini kebun jeruk. Nah saya ingin mencoba varian baru, memperkenalkan durian kepada masyarakat sekitar,” kata Anton.
“Harapan saya nanti warga disini kan selalu kesulitan untuk bisa memasarkan jeruknya. Dan saya mencoba membuat percontohan (tanaman lain) di daerah sini,“ imbuh Anton.
Menurut Anton, di Desa Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang ini sangat cocok ditumbuhi durian. Sebab dengan ketinggian 750 dari permukaan air laut, kawasan itu ternyata cocok sekali untuk penanaman durian.
“Terbukti ini sudah ada sekitar 10 tahun lalu, saya coba ubah dari kebun jeruk ke kebun durian. Dan alhamdulillah penantian 10 tahun membuahkan hasil yang luar biasa,” ungkap Anton.
Bagi Anton, di samping memang hobinya makan durian, buah durian favorit bagi kalangan masyarakat. Baik kalangan bawah maupun atas, banyak yang senang durian.
Baca Juga : Alih-Alih Bangun Jembatan Rp 500 Juta, Mantan Kades Karpote Ditangkap Kejari
“Abundacio ini berdiri masih empat bulan. Selama ini saya di kebun. Saya rawat. Ternyata banyak orang masuk ke sini beli durian. Saya berpikir bagaimana kalau saya kembangkan membuka kafe. Ternyata antusiasme masyarakat luar biasa,” beber Anton.
Setiap hari, Anton menghabiskan 500 biji durian. Angka tersebut bukan angka yang kecil untuk ukuran kafe yang baru saja buka selama 4 bulan.
“Kalau durian ini satu hari bisa di atas 500 biji. Saya dulu bibit ini dari petani Bogor. Saya ajak ke sini. Terus saya suruh ngukur. Saya suruh ngitung kira-kira bisa tidak durian di sini. Ternyata mereka cocok katanya,” terang Anton.
Rencananya, ke depan Abah Anton akan menyulap sisa lahan kebun durian miliknya itu menjadi sebuah destinasi wisata. Dia menilai, selain kafe, seharusnya ada wisata yang dapat memanjakan masyarakat.
“Yang jelas saya kalau melihat animo masyarakat seperti ini. Arahnya adalah ke wisata. Karena sudah banyak usulan dari masyarakat. Apabila ini dikembangkan, ada nanti kolam renang hingga mainan anak-anak,” ujar Anton.