JATIMTIMES - Sosok ibunda Presiden pertama RI Soekarno, yakni Ida Ayu Nyoman Rai kini tengah dibicarakan publik. Hal itu terjadi lantaran cucunya, Sukmawati Soekarnoputri berpindah agama.
Terlepas dari soal pindah agama Sukmawati, ada catatan menarik soal Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, Ida Ayu Nyoman Rai ternyata tidak pernah menginjakkan kaki di Istana Negara. Padahal putranya merupakan Presiden Pertama Republik Indonesia. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Baca Juga : Indonesia-Malaysia Bahas Kerjasama Bilateral, Fokus pada Kolaborasi di Bidang Kelapa Sawit
"Di hari tuanya ketika Sukarno telah menjadi 'orang pertama' di Republik Indonesia, Nyoman Rai Srimben tidak pernah mau menginjakkan kakinya di Istana Negara," demikian catatan yang tertulis di situs web Kepustakaan Presiden yang dikelola Perpusnas.
Tulisan di situs web Kepustakaan Presiden itu dikutip dari 'Ibu Indonesia dalam Kenangan' karya Nurinwa, Ki S Hendrowinoto, dkk, yang diterbitkan oleh Bank naskah Gramedia, bekerja sama dengan Yayasan Biografi Indonesia, 2004.
Namun tidak ada keterangan lebih lanjut soal kenapa Ida Ayu Nyoman Rai tidak mau menapakkan kakinya di Istana Negara. Di sisi lain, Roso Daras, yang merupakan ahli sejarah Bung Karno, penulis buku-buku soal Bung Karno, termasuk 'Total Bung Karno: Serpihan Sejarah yang Tercecer' mengungkap salah satu alasan mengapa Ida Ayu tak pernah datang ke Instana Negara.
Roso membuka catatan soal ibunda Sukarno yang tidak pernah menginjakkan kaki di Istana Negara. Kala itu ia telah bertanya kepada penjaga Istana Gebang Blitar, kediaman keluarga Bung Karno di Blitar, yang bernama Pak Gudhel.
"Antara lain karena alasan usia (Ida Ayu Nyoman Rai)," kata Roso Daras.
Ida Ayu Nyoman Rai lahir 1881. Usianya sudah 64 tahun saat Sukarno memproklamasikan Republik Indonesia.
"Alasan kedua, memang permintaan Bung Karno agar ibundanya tidak perlu ke Istana jika tidak sangat urgen. Kata Bung Karno, 'Ibu panggil saya saja, maka saya akan pulang ke Blitar'," lanjut Roso Daras.
Roso Daras juga memiliki catatan soal kakak kandung Sukarno, yakni bernama Raden Soekarmini, atau yang lebih dikenal dengan nama Bu Wardoyo. Suatu saat, Bu Wardoyo pernah dimarahi Bung Karno karena datang ke Istana menenteng pengusaha dan meminta proyek.
"Sejak saat itu Soekarmini atau Bu Wardoyo juga dilarang ke Istana kalau tidak urgen sekali dan sama sekali tidak boleh membawa pengusaha untuk urusan proyek," kata Roso.
Baca Juga : Pasca-Kunjungan Risma, Anggrek Bulan nan Cantik Kini Hiasi Makam Bung Karno
Kendati demikian, Roso tidak bisa menarik kesimpulan pasti soal sebab Ida Ayu Nyoman Rai tidak mau menginjakkan kaki di Istana Negara. Namun, ia menduga, Bung Karno mencoba menjaga agar tidak ada unsur korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) dalam menjalankan pemerintahan.
"Esensinya, dalam bahasa sekarang barangkali Bung Karno sama sekali tidak ingin ada tudingan KKN, terutama dari lawan-lawan politiknya," tandas Roso Daras.
Ida Ayu Nyoman Rai lahir di Bali 1881 dan meninggal dunia 12 September 1958. Ia menikah dengan Raden Soekemi Sosrodihardjo.
"Menikah 1898, anak pertama lahir 1899, tahun 1900 pindah ke Surabaya, tahun 1901 lahir Sukarno," kata Roso Daras.
Sebelumnya, putri Bung Karno, yakni Sukmawati Soekarnoputri memilih pindah agama ke Hindu. Sosok neneknya menjadi inspirasi berpindah keyakinan.
Rencananya, Sukmawati akan melakukan upacara adat pindah agama hari ini Selasa (26/10/2021).