JATIMTIMES - Kesanggupan menjadi pelatih kepala (Head Coach) Persewangi Banyuwangi dalam menyongsong kompetisi Liga 3 Zona Jawa Timur dalam waktu kurang dari satu bulan merupakan satu tantangan yang cukup berat.
Pernyataan tersebut disampaikan Isdiantono Head Coach Persewangi Banyuwangi kepada wartawan media ini seusai latihan di lapangan GOR Tawangalun Banyuwangi, Rabu (13/10/2021).
Baca Juga : Peringati HUT Jatim Ke-76, Pemkot Kediri Serahkan Santunan Anak Yatim
Menurut mantan pemain Deltras Sidoarjo tersebut dengan sisa waktu yang ada dia berupaya maksimalkan potensi yang ada dan berharap support dan dukungan masyarakat Banyuwangi serta bekerja keras dan berusaha semaksimal mungkin.
“Untuk mengoptimalkan satu tim ini kita memang butuh kekompakan dan kerja sama yang baik, terutama dari tim pelatih, pemain, managemen dan semua pihak terkait yang lain. Yang bisa kami lakukan bekerja keras dan berupaya maksimal. Untuk hasil akhir terserah dalam pertandingan di lapangan,” tegas pria asal Jambewangi, Kecamatan Sempu tersebut.
Terkait kendala yang dihadapi dalam melakukan persiapan tim dengan waktu yang sangat terbatas sepertinya menjadi masalah klasik sepak bola di Indonesia. Sehingga kondisi yang ada bukan menjadi kendala namun dianggap suatu tantangan untuk menunjukan kepada masyarakat tim Persewangi mampu memberikan yang terbaik bagi Banyuwangi
Sementara Jos Rudy S Manager Tim Persewangi Banyuwangi mengungkapkan, saat ini Persewangi sudah amat siap dalam menyongsong kompetisi liga 3. Tim pelatih yang baru terdiri dari pelatih kepala Isdiantono, asisten Nurkholis dan Agus Pelo. Adapun jumlah pemain 25 orang yang sudah final karena sudah tanda tangan kontrak, baik jajaran pelatih maupun pemain. Termasuk yang terakhir Johan yang merupakan pemain senior yang sepakat menandatangani kontrak.
“Biasa dalam perjalanan selalu ada ujian dan cobaan. Jajaran managemen berupaya mengambil hikmahnya saja. Yang penting tetap semangat dan optimis untuk Persewangi lebih baik,” tegas Jos Rudy.
Tokoh bola asal Srono itu menuturkan, dirinya menyukai dan mencintai sepakbola. Kemudian menyadari sepenuhnya tidak mudah menghidupi bola Banyuwangi sehingga perlu kerja ekstra karena saat ini dituntut mandiri tanpa ada campur tangan pemerintah.
“Tetapi dengan optimisme dan keyakinan yang kuat InsyaAllah selalu diberi kemudahan dan selalu ada jalan keluar atau solusi terbaik. Terbukti semuanya bisa terlewati dan bisa eksis sampai saat ini,”pungkasnya.