JATIMTIMES - Walaupun masih diselimuti pandemi Covid-19, tradisi penjamasan pusaka jangan sampai diabaikan. Seperti itulah upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam menghormati peninggalan para leluhur terdahulu.
Seperti yang dijelaskan oleh Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, kegiatan penjamasan pusaka ini merupakan serangkaian prosesi adat untuk memperingati Hari Jadi Trenggalek yang ke-827.
Baca Juga : Rayakan Ultah, Trenggalek Dapat Kado 30 Ribu Vaksin dari TNI Angkatan Laut
"Ini merupakan rangkaian Hari Jadi Trenggalek," ungkapnya usai menyaksikan penjamasan di Pendapa Manggala Praja Nugraha, Kabupaten Trenggalek, Senin (30/8/2021).
Bupati Trenggalek yang akrab disapa Gus Ipin ini juga menuturkan, dalam mempersiapkan prosesi Hari Jadi Trenggelek, kurang lebih sama dengan tahun sebelumnya. Adapun perbedaan hanya pada keterlibatan bupati dalam prosesi kirab pusaka.
"Jika biasanya saya ikut terlibat dalam prosesi kirab pusaka, sementara tahun ini tidak. Untuk menghindari kerumunan masyarakat, kirab pusaka hanya akan melibatkan petugas dan lebih fokus pada penyampaian protokol kesehatan," jelas Gus Ipin.
Sementara itu, Sunyoto Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kabupaten Trenggalek menjelaskan, total ada 4 pusaka yang di jamas. Diantaranya ada 2 tombak Koro Welang, 1 Payung Tunggul Naga serta Panji Kabupaten Trenggalek.
"Sebelum prosesi Hari Jadi besok, pusaka di jamasi. Kemudian diinapkan di Sendang Kamulan yang ada di Kecamatan Durenan. Terus nanti malam pusaka akan diadakan oleh pada tokoh masyarakat setempat," jelas Sunyoto.
Baca Juga : Pancasila Dalam Pembelajaran Jiwa Merdeka
Menurut penjelasan Sunyoto, kegiatan kirab pusaka digelar secara sederhana. Walaupun demikian tidak akan meninggalkan kesakralan atau kekhidmatan dari serangkaian prosesi HUT Trenggalek.
"Kirab pusaka bakal dilakukan hanya dengan prajurit dari Satpol PP. Sementara OPD lainnya mengingatkan protokol kesehatan sembari mengirab pusaka," pungkas Kepala Disparbud Trenggalek.
