INDONESIATIMES - Gelaran Olimpiade Tokyo 2020 kini tengah menjadi perhatian publik dunia. Selain prestasi yang diraih, dukungan bagi atlet hingga serba-serbi sosok yang ikut terlibat dalam olimpiade ini juga tak kalah menarik.
Misalnya Sara Gamal, wasit berhijab pertama dalam sejarah olimpiade untuk cabor (cabang olahraga) basket. Penampilannya itu langsung membuat nama Sara Gamal dicari banyak orang.
Baca Juga : Kiper Dikri Yusron : Jujur, Saya Bermain dengan Hati karena Persik Sebenarnya Tim Idola Sejak Kecil
Sara, dulunya merupakan pemain basket. Kini dia ditunjuk sebagai wasit untuk basket 3 x 3. Dilansir dari BBC News, rekam jejak warga Mesir lulusan teknik sipil ini menorehkan pencapaian yang luar biasa.
Perjalanan Sara menuju Olimpiade Tokyo 2020 tidak berlangsung instan. Sejak muda, kecintaannya terhadap basket bermula saat melihat kakaknya bermain. Sarah selalu menemani kakaknya pada sesi latihan.
Sara mulai bermain bola basket sejak usia 5 tahun. Dan di usia remaja, yakni 15 tahun, dirinya mulai menjadi wasit. Perjalanan 8 tahun menjadi pemain dan wasit membuat Sarah memutuskan berhenti bermain dan fokus untuk hanya memimpin pertandingan.
Diakuinya, pilihan tersebut memiliki tantangan terbesar. "Ini tak mudah ketika pertama Anda berada di sini. Anda harus berani melakukannya. Tapi ketika Anda percaya pada sesuatu, Anda harus juga percaya bahwa jika Anda mengambil sebuah langkah, ini akan berhasil," katanya.
Dalam kehidupan pendidikannya, Sara menjalankan beberapa peran pada saat bersamaan. Sembari berkuliah di jurusan teknil sipil, dia mengejar mimpinya di dunia bola basket. Bahkan kini saat menjadi wasit, dia masih bekerja sebagai insinyur.
"Tapi saya mendapat dukungan dari keluarga yang mengajari saya menyeimbangkan waktu saya di antara dua arah," ungkapnya.
Baca Juga : Terapi Saraf Kejepit, Peserta BPJS Kesehatan Dapat Layanan Memuaskan di RS Hermina
Sebelum mendapatkan mandat untuk memimpin pertandingan basket di Olimpiade Tokyo, Sara lebih dulu telah mendampingi pertandingan semifinal bola basket putra Liga Mesir dan Liga Bola Basket Afrika.
Atas pencapaian ini, Sara berharap bisa menjadi motivasi bagi perempuan-perempuan lain di dunia. "Ini baik bagi saya untuk membuka jalan bagi perempuan-perempuan berhijab lainnya yang ingin mengejar mimpinya menjadi wasit. Bahkan, beberapa pemain bilang hijab saya keren," ungkap dia.