INDONESIATIMES - Dua bersaudara Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) kini tengah menjadi sorotan. Pasalnya, keduanya mempertanyakan kemampuan pemerintah untuk mengatas pandemi Covid-19.
AHY dan Ibas mengaku khawatir jika rakyat tidak terselamatkan. Awalnya Ibas yang bicara keras terkait kemampuan pemerintah menghadapi pandemi.
Baca Juga : IKA PMII Tuban Minta Pemerintah Jaga Harga Obat dan Alkes
Ia tidak ingin Indonesia menjadi bangsa yang gagal dalam penanganan pandemi Covid-19. "COVID-19 makin 'mengganas'. Keluarga kita, sahabat kita, dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar, bahkan meninggal dunia. Sampai kapan bangsa kita akan terus begini?" ujar Ibas dalam keterangan tertulis Rabu (7/7/2021).
"Jangan sampai negara kita disebut sebagai 'failed nation' atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya," lanjutnya.
Selanjutnya AHY menyusul dan mengawali retorikanya dengan bicara soal status ekonomi Indonesia. Seperti diketahui, Bank Dunia resmi mengumumkan bahwa Indonesia masuk kategori negara lower-middle income atau negara dengan penghasilan menengah ke bawah.
Asesmen Bank Dunia per 1 Juli 2021 menyatakan pendapatan nasional bruto (gross national income/GNI) per kapita Indonesia tahun 2020 turun menjadi USD 3.870.
Padahal, tahun lalu GNI per kapita Indonesia berada di level USD 4.050. Capaian itu lantas membuat Indonesia naik kelas menjadi upper-middle income country atau negara berpenghasilan menengah ke atas.
Terkait hal ini, AHY menilai kondisi ekonomi Indonesia sangat tidak ideal. Namun, menurut Ketua Umum Partai Demokrat (PD) ini, masalah intinya bukan pada status kelas penghasilan menengah ke bawah.
"Idealnya, kita selalu naik kelas. Jangan tinggal kelas, apalagi turun kelas. Masalah gentingnya, bukan di mana status kelas kita saat ini, tapi mampukah negara ini menyelamatkan rakyatnya dari COVID?" kata AHY dalam keterangan tertulis.
Terkait pernyataan Ibas, partai-partai pendukung pemerintah angkat bicara. Partai Golkar bahkan bereaksi keras.
Baca Juga : Pentingnya Peran Kinerja terhadap Perkembangan UMKM
"Tidak tepat rasanya kita bicara failed nation di saat semua pihak sedang bekerja keras," ujar Ketua DPP Gplkar Ace Hasan Syadzily.
Sedangkan Waketum PPP Arsul Sani meyakini bahwa kekhawatiran Ibas soal Indonesia menjadi failed nation dalam penanganan pandemi Covid-19 ini tidak akan terjadi. Arsul justru optimistis jika Indonesia akan bisa melewati pandemi Covid-19.
"PPP mengajak semua kekuatan politik dan elemen masyarakat sipil untuk bersama-sama memfokuskan diri bersama jajaran pemerintahan menanggulangi Covid-19," tutur Arsul.
Disisi lain, Waketum Gerindra Habiburokhman merespons normatif. Habiburokhman mengaku menghormati masukan dari Ibas soal failed nation. "Kami menghormati masukan beliau. Itu bukti, walaupun beliau di luar pemerintahan, sangat concern dan peduli terhadap pengelolaan negara," tutur Habiburokhman.
Lebih lanjut ia meminta semua pihak membuka diri terhadap masukan dari berbagai pihak. Anggota Komisi III DPR RI itu juga menyebut negara yang gagal mengatasi pandemi Covid-19 bisa punah.