SURABAYATIMES - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendorong maksimal peran kiai dan ulama serta tokoh masyarakat Bangkalan, Madura, untuk mengedukasi masyarakat agar menaati protokol kesehatan guna memutus mata rantai penyebaran covid-19.
"Selama ini, masih ada masyarakat yang kurang memercayai terjadinya penularan penyakit covid-19. Inilah yang menjadi salah satu penyebab rendahnya disiplin masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan,” ungkap Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Baca Juga : Di Tengah Covid, Pesantren Menjaga Budaya Belajar (bagian 3 Tamat)
Khofifah hadir di Bangkalan bersama Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat sekaligus Rais Aam Syuriyah PBNU KH Miftahul Akhyar, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta. Tampak pula Bupati Bangkalan R. Abdul Latif Amin Imron.
Sementara para kiai dan ulama yang hadir dalam dialog tersebut antara lain KH Fakhrillah Aschal (PP Syaikhona Moh Kholil), KH Imam Bukhori Cholil (PP Ibnu Kholil), KH Makki Nasir (PP Falahunnasiri), KH. Sofwan Tajul Anwar (PP Sembilangan), KH Rahbini (PP Syaikhona Kholil), KH Nasih Aschal (PP Syaikhona Moh Kholil), KH Abd Aziz Muni (Tanah Merah), KH Abd Karim Salatin (Blega), dan KH Rowi Munir (Modung).
“Saya mohon kepada para kiai dan ulama serta tokoh masyarakat bisa menyampaikan pesan tentang pentingnya menjalankan protokol kesehatan serta mengikuti vaksinasi. Pesan ini diharapkan dapat disampaikan baik di lingkungan pendidikan formal maupun di lingkungan pendidikan nonformal seperti pesantren,” ujar Khofifah.
"Saat ini kita membutuhkan ikhtiar dan doa dari panjenengan semua demi kebaikan dan kemaslahatan seluruh masyarakat Bangkalan, Madura dan Jawa Timur pada umumnya," tambah dia.
Khofifah menyebut, saat ini covid-19 varian Delta B16172 telah masuk ke Jatim dan ditemukan di Bangkalan. Mutasi jenis ini merupakan strain asal India yang lebih menular dan telah mengalami transmisi lokal.
“Tidak bisa pemerintah saja yang kerja keras atau masyarakat saja, tapi juga tokoh masyarakat, tokoh agama, TNI/Polri, ormas, dan elemen lainnya harus bahu-membahu mengingatkan agar tetap disiplin protokol kesehatan,” ujarnya.
Khofifah mengatakan, langkah strategis yang dilakukan Pemprov Jatim adalah dengan mendirikan ruang karantina dan isolasi terpusat di Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) Bangkalan. Adanya fasilitas tersebut diharapkan bisa mempermudah koordinasi dan mempercepat penanganan antara kedua wilayah, yaitu di Surabaya dan Bangkalan.
Baca Juga : Kasus Kematian Covid-19 di Kota Blitar Meningkat, Mayoritas Pasien dengan Komorbid
Pendirian tempat layanan tersebut, lanjut Khofifah, juga sebagai lanjutan dari upaya pengetatan penyekatan yang dilakukan di kedua sisi Jembatan Suramadu. Hal itu tentunya sebagai bentuk proteksi pemerintah kepada masyarakat di kedua wilayah.
"Kalau tidak dilakukan penyekatan dan swab antigen, maka mereka yang tidak merasa sakit, akan melakukan aktivitasnya. Mobilitas ini berpotensi untuk menyebarkan virus vovid-19. Yang dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan bahkan Sumenep kita beri stempel yang nantinya akan menjalani swab test di BPWS," jelasnya.
Sebelumnya, Pemprov Jatim juga telah menyiapkan rumah sakit penyangga sebagai rujukan akibat naiknya angka positif di Bangkalan. Total 6 rumah sakit penyangga itu yakni RSUD dr Soetomo Surabaya, RSU Haji Surabaya, RS Syaiful Anwar Malang, RS Al Irsyad Surabaya, RS PHC Surabaya, dan RS Lapangan Indrapura Surabaya.
Sementara itu, Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan, kasus yang muncul di Bangkalan akibat kurangnya kepedulian masyarakat dan abainya terhadap penerapan protokol kesehatan serta tidak peduli adanya pandemi covid-19. Virus ini tidak boleh dianggap sepele karena telah cukup banyak memakan korban jiwa di banyak negara, termasuk Indonesia.
Menurut Mahfud, pemerintah menganggap akan lebih efektif pengendalian covid-19 jika menggandeng para toga (tokoh agama) dan tomas (tokoh masyarakat) dalam memberikan contoh. Nantinya, mereka diharapkan dapat menyampaikan pesan tersebut kepada masyarakat.