BATUTIMES - Pusat Pelayaan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Batu prihatin adanya kasus dugaan kekerasan seksual yang terjadi di Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu. Menanggapi hal tersebut, pihaknya meminta agar publik percaya akan hal yang terjadi.
"Prihatin dengan mencuatnya kasus tersebut. Saya ingin sampaikan publik harus percaya yang terjadi,” ucap tim Konsultan P2TP2A Kota Batu, Salma Safitri.
Baca Juga : Fakta Baru Teknisi Terjepit Lift di Hotel Ibis Styles, Bukti Sementara Mengarah pada Human Error
Ia menambahkan, bagi korban yang mendapatkan kekerasan membutuhkan daya tahan agar bisa mengakui yang terjadi. “Suara berbeda apakah mungkin melihat pelaku menyangkal, orang seperti ini adalah pelaku” imbuhnya, Senin (31/5/2021).
Publik pun ia minta agar tidak mencari siapa korban, dan lebih baik menghormati privasi. Karena saat sudah masuk pada ranah hukum, maka sudah tugas dari pihak kepolisian untuk menyelesaikan permasalah yang ada.
“Biarkan polisi bekerja, yang bisa membangun seluruh alat bukti dibawa ke persidangan nanti. Saya ingin publik menghormati privasi gak perlu mengulik siapa korban ada di mana,” jelasnya.
Menurutnya saat ini yang dibutuhkan oleh korban adalah dukungan. “Mari fokus pada kejadian dan pastikan dukungan publik, supaya tidak ada bentuk kekerasan dalam lingkung pendidikan,” tutup perempuan yang juga Pendiri Suara Perempuan Desa.
Baca Juga : Santri di Kota Malang Dapat Fasilitas Swab Gratis, Ini Syaratnya!
Rasa prihatin dan syok itu sebelumnya juga diungkapkan oleh Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko. Ia kaget mencuatnya dugaan kekerasaan seksual di lingkungan SPI Kota Batu.
Mengingat SPI kota Batu sejak berdiri tahun 2007 silam telah memberikan banyak prestasi. Sederet tokoh nasional pun memberikan apresiasinya dengan datang langsung ke SPI kota Batu. Mulai dari Dahlan Islam, Andy F. Noya, Kak Seto dan sebagainya.