INDONESIATIMES - Hasil pencarian mesin pencari Google kali ini cukup mengejutkan. Pasalnya, mesin pencarian tersebut merekomendasikan gambar keffiyeh Palestina sebagai tutup kepala yang disukai para teroris.
Rekomendasi itu muncul saat pengguna menulis kalimat di kotak pencarian Google gambar 'Syal apa yang dipakai teroris?' (what do terrorists wear on their head). Hasil pencarian menunjukkan gambar syal khas itu dan memancing kemarahan sejumlah pengguna.
Baca Juga : 4 Fitur Baru dari Google Maps, Live View hingga Area Busyness!
Untuk diketahui, keffiyeh merupakan syal kotak-kotak hitam dan putih khas Palestina. Biasanya syal itu dikenakan di sekitar kepala atau leher.
Keffiyeh menjadi simbol nasionalisme dari Palestina yang dipopulerkan pada tahun 1960 oleh mendiang pemimpin Palestina Yasser Arafat. Secara luas, syal itu dianggap sebagai simbol perlawanan Palestina dan sering dipakai sebagai tanda solidaritas.
Akibat hal ini, lembaga nirlaba 7amleh telah mengajukan keluhan resmi kepada Google dan sedang menunggu pembaruan dari perusahaan. Google pun memberi keterangan resmi perihal masalah tersebut.
Nadim Nashif, direktur eksekutif 7amleh: Pusat Arab untuk Kemajuan Media Sosial, mengatakan penemuan tersebut menggambarkan bagaimana perusahaan teknologi besar membentuk narasi negatif tentang Palestina.
"Meskipun tidak jelas bagaimana Google Penelusuran mengaitkan keffiyeh dengan terorisme, 7amleh telah meneliti dan mendokumentasikan bagaimana kebijakan Google - baik di Google Maps, YouTube, atau Google Knowledge Panel- mendiskriminasi orang Palestina," ujar Nashif, seperti dikutip melalui Middle East Eye.
Sementara sejumlah aktivis Twitter mengungkapkan keterkejutan mereka terhadap keffiyeh yang ditulis sebagai simbol terorisme. Tak jelas apakah situs web itu mengaitkan keffiyeh dengan terorisme setelah agresi baru-baru ini yang dilancarkan oleh Israel di jalur Gaza atau sebelumnya.
Baca Juga : Aspek Hukum Humaniter terhadap Peperangan Antara Militer Israel dengan Milisi Hamas
Aktivis menganggap hasil pencarian Google ini sebagai "puncak rasisme dan penghinaan" terhadap sejarah dan peradaban seluruh rakyat.
"Keffiyeh telah menjadi hiasan kepala historis orang Arab dan Palestina selama beberapa dekade, berasal dari petani dan kemudian menjadi simbol nasionalisme Palestina. Mengaitkan ikon budaya-sejarah ini dengan terorisme adalah tindakan rasis dan tidak manusiawi," ujarnya.
Di sisi lain, diketahui Google dan Amazon telah menandatangani kesepakatan proyek senilai US$1,2 miliar dengan Israel. Proyek yang disebut Nimbus ini, akan melihat 2 perusahaan teknologi menyediakan layanan cloud untuk sektor publik Israel dan militer Israel.