MALANGTIMES - Intelektual adalah orang yang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar, membayangkan, mengagas, atau mempersoalkan dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan.
Mengenai hal tersebut, Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang Prof Abdul Haris menggambarkan intelektual sejati melalui puisinya yang berjudul "Intelektual Bukan Hanya Pandai Membual".
Baca Juga : Sinopsis Ikatan Cinta 23 Mei: Elsa Panik dan Bingung, Bayi Siapa yang Dikandungnya?
Dijelaskan, orang-orang pandai atau intelektual sejati bisa saja muncul bukan dari perguruan tinggi dan mungkin tidak pernah belajar di program studi khusus. Namun intelektual sejati itu ahli di masing-masing bidangnya.
Menurut Prof Haris, mereka merupakan orang yang sangat pemikir dan selalu bertindak rapi. Lebih dari semua itu, mereka merupakan orang yang sangat peduli terhadap rakyat tanpa membedakan asal-usul diri.
"Bisa saja punya profesi sebagai TNI atau polisi. Bisa juga tokoh agama seperti pendeta atau kiai. Bahkan sangat mungkin mereka yang pejabat tinggi. Namun mereka adalah intelektual yang sejati. Tentu saja dengan kriteria dan memenuhi ciri-ciri," jelasnya.
Bahkan, dalam puisinya, Prof Haris menyebutkan, intelektual inilah yang sesungguhnya merupakan pahlawan bangsa. Mereka selalu terusik hadirnya akan hal-hal yang menggangu seperti penjajah, baik secara terang-terangan maupun secara diam-diam. Kendati begitu, mereka juga tetap terus mencari solusi untuk membuat semua bahagia.
"(Mereka) ingin membangun dunia lebih adil dan sejahtera. Ada saja yang diusik dan dipikirkan tanpa jedah. Bahkan selalu ingin bicara dengan siapa saja," ungkapnya.
Karena itu, intelektual kini kian banyak dicari. Kembali lagi, mereka bisa berasal dari berbagai kelompok, dalam maupun luar negeri.
Sementara itu, berikut puisi utuh karya Prof Abdul Haris yang menggambarkan seorang intelektual bukan hanya pandai membual.
"INTELEKTUAL,
Bukan Hanya Pandai Membual.
Baca Juga : Teatrikal Bahaya Narkoba Hasil Kerja Sama Dinas Pariwisata dan Polres Batu Pukau Wisatawan
Orang pandai meski bukan lulusan perguruan tinggi.
Bahkan mungkin tidak pernah studi di prodi.
Namun bisa berfikir dan bertindak sangat rapi.
Lebih dari semua mereka orang yang sangat peduli.
Terhadap rakyat dan manusia tanpa bedakan asal usul diri.
Bisa saja punya profesi sebagai TNI atau Polisi.
Bisa juga tokoh agama seperti pendeta atau kiyai.
Bahkan sangat mungkin mereka yang pejabat tinggi.
Namun mereka adalah intekektual yang sejati.
Tentu saja dengan kriteria dan memenuhi ciri-ciri.
Intelektual inilah yang sesungguhnya pahlawan bangsa.
Mereka selalu saja terusik jika ada penjajah.
Bahkan mereka diam-diam atau terang-terangan sama saja.
Mencari solusi agar rakyat semua bahagia.
Meski pun boleh jadi intelektual justru menderita.
Tidak pernah puas dengan keadaan yang nyata.
Ingin membangun dunia lebih adil dan sejahtera.
Ada saja yang diusik dan dipikirkan tanpa jedah.
Bahkan selalu ingin bicara dengan siapa saja.
Intelektual kini semangkin dicari.
Tidak selalu muncul dari perguruan tinggi.
Bisa saja datang dari kelompok pinggiran dari semua sisi.
Bisa saja datang dari dalam dan luar negeri.
Bahkan mereka yang biasa mengajar ngaji.
Tentu saja dengan kapasitas pengetahuan yang mumpuni.
Dengan niat dan tekad untuk selalu mencari solusi.
Intelektual bukan hanya pandai membual.
Mereka adalah pemikir dan penjual ide ideal.
Bukan hanya wacana namun bisa wujudkan dengan banyak kanal.
Dengan cara santun dan damai meski tidak pernah final.
Surabaya, 23 Mei 2021
'Abd Al Haris Al Muhasibiy".