MALANGTIMES - Upaya penyempurnaan Kamus Sejarah Republik Indonesia jilid I dan II mendapatkan dukungan penuh oleh Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI). Inisiatif ini dianggap sebagai bentuk kepedulian Kemendikbud dalam memperluas kekayaan sejarah bangsa.
Sumardiansyah Perdana selaku Presiden Asosiasi Guru Sejarah Indonesia menuturkan, pentingnya pendekatan kebijakan dari pemerintah pusat maupun daerah yang mendukung dan memelihara sejarah supaya dapat lebih terarsip dengan baik.
Baca Juga : Putri Rasulullah Wafat saat Kabar Kemenangan Perang Badar Sampai ke Madinah
“Di antaranya dengan cara menghidupkan kembali Direktorat Sejarah,” tegas Sumardiansyah lewat keterangan tertulis, Jumat (23/4/2021).
AGSI juga senantiasa meminta agar Kemendikbud untuk mengaktifkan kembali Direktorat Sejarah yang sempat bernaung dalam payung Direktorat Jenderal Kebudayaan.
AGSI menyarankan bahwa permasalahan yang terjadi dalam Peraturan Pemerintah No 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang terjadi diperlukan dicantumkan secara menyeluruh dalam kurikulum semua jenjang pendidikan diksi agama, bahasa Indonesia, pancasila, dan tidak lupa sejarah bangsa Indonesia.
Sumardiansyah menambahkan, perlu berkaca pada perjalanan pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari bersama dengan tokoh-tokoh lain yang ikut berperan penting dalam sejarah pembangunan karakter bangsa. Perjalanan mereka perlu diteladani, sebab memiliki relevansi yang kuat dengan kondisi, latar belakang spirit perjuangan, dan kapasitas dari masyarakat Indonesia.
Baca Juga : Lewat Duta Ini, Disdikbud Sosialisasi Budaya dan Museum di Kota Malang
Dalam pengarusutamaan karakter dari suatu bangsa, posisi sejarah sangat vital untuk mencegah amnesia sejarah di tengah arus globalisasi dan modernisasi.
“Maka dari itu kami sepakat untuk penyempurnaan naskah Kamus Sejarah Indonesia Jilid I dan II secara komprehensif sehingga jati diri kita sebagai bangsa dapat diperkokoh lagi,” tandas Sumardiansyah.
