BATUTIMES - Situs Punden Sumber Jeding merupakan salah satu warisan purbakala yang berada di Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Diketahui, situs berupa petirtaan ini merupakan punden berundak yang terkubur di bawah tanah sejak ratusan tahun yang lalu.
Dan kini, sumber air alami yang ditampung dalam kolam berbentuk persegi dengan ukuran 7,8 x 7,8 meter itu dinyatakan sebagai salah satu situs sejarah yang dilindungi oleh Dinas Pariwisata Kota Batu.
Baca Juga : Unik, Cara Warga Desa Menang Menyambut Ramadan
Terdapat penambahan berupa dinding semen pada bagian atas dinding bata kuno. Di tengah sumber juga dipasang panggung dari beton. Situs Punden Sumber Jeding ini juga berada di dalam kawasan objek wisata Bring Rahardjo.
Pengelola Wisata Bring Rahardjo, Yohanes menjelaskan, penemuan itu berawal dari mimpi seorang sesepuh bernama Dasasana. Kemudian, Dasasana melakukan penggalian. Dan benar adanya, bahwa terdapat situs Sumber Jeding persis seperti di mimpinya.
"Punden Sumber Jeding ini ditemukan pada era generasi ketiga setelah babat alas Dusun Jeding. Diperkirakan penemuan itu terjadi sekitar 300 tahun yang lalu. Menurut peneliti, situs ini lebih tua dari Kerajaan Singasari," ujarnya, Minggu (11/2/2021).
Uniknya, Sumber Jeding ini memiliki keistimewaan tersendiri. Sebab, pada musim kemarau, justru airnya meluber. Apabila memasuki musim hujan, airnya akan surut.
"Nah sampai saat ini masih diteliti, kenapa seperti itu. Kalau dari sisi supranatural ya terserah dari orangnya ya, percaya atau tidak. Saat ini, kondisi airnya meluber. Ini tanda akan masuk kemarau," ujarnya.
Baca Juga : BPBD Kota Batu Sebut Ada 9 Titik Kerusakan akibat Gempa, Mulai Destinasi Wisata, Gedung Dewan hingga Sekolah
Terlihat juga, terdapat penambahan berupa dinding semen pada bagian atas dinding bata kuno. Dan di tengah sumber juga dipasang panggung dari beton.
Dengan adanya situs bersejarah ini, Yohanes tetap menjaga dan melestarikan keutuhan sumber tersebut. "Sumber ini tidak kita ubah, karena untuk menjaga kelestariannya. Selain itu, kami juga tidak berani untuk mengubahnya. Yang terpenting, akan kita rawat," ujarnya.