free web hit counter
Jatim Times Network
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ruang Sastra

Di Tulungagung, Istilah Bermusuhan Disebut dengan Kata Satru atau Geting

Penulis : Anang Basso - Editor : A Yahya

28 - Mar - 2021, 03:08

Placeholder
Ilustrasi, net

TULUNGAGUNGTIMES - Tidak semua kehidupan bermasyarakat bisa berjalan baik, harmonis dan saling menghormati. Bahkan, dalam lingkup berkeluarga baik antara anak dan istri atau kerabat luar masih dapat terjadi perselisihan yang mengakibatkan tidak akur.

Ketidak akuran antara pribadi dengan pribadi lainnya ini, dalam bahasa jawa khususnya di Tulungagung dikenal dengan istilah Satru. "Satru ini, pemahaman saya adalah bermusuhan dengan satu orang atau beberapa orang sekaligus," kata Eko Siswanto, salah satu aktivis pendidikan dari Gondang, Sabtu (27/03/2021).

Baca Juga : Atap Rumah Warga Terbang Disapu Angin Kencang di Jombang

Lanjut Eko, dalam bahasa lebih lokal di Tulungagung, Satru juga bermakna geting (benci) antara orang satu dan lainnya.

Sementara itu, menurut ibu rumah Tangga di Rejotangan, Nurul Nuna (25) arti Satru yang ia pahami adalah konflik yang menyebabkan dua orang tidak saling menyapa.

"Satru ini menurut saya tidak saling menyapa karena adanya konflik tertentu," kata Nuna, pendatang yang kini berkeluarga di Tulungagung.

Belum lama ini, Denny Caknan mengeluarkan karya tebarunya berjudul Satru, yang liriknya juga berbahasa Jawa dan berhasil trending di Youtube.

Satru dalam bahasa Jawa, memiliki arti  tidak baik-baik saja. Dalam sejumlah konteks, Satru berarti bertengkar, saling diam, atau dimusuhi. Lagu Satru diciptakan sendiri oleh Denny Caknan dan dinyanyikan berduet dengan Happy Asmara.

Saksi sejarah kebudayaaan Jawa, Samirin (75) kata Satru ini merupakan kata umum yang telah dikenal orang jawa.

Baca Juga : Di Tulungagung, Istilah Bermusuhan Disebut dengan Kata Satru atau Geting

"Makanya jika ada orang yang kurang enak ati (hati) dinasihati, eh ojo nyatru lan ojo gething," kata Samirin.

Dalam perjalanan masa, kata Satru ini juga dlihkan ke dalam bahasa Indonesia dengan perubahan huruf menjadi seteru. Jika dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata seteru dimaknai dengan musuh perseorangan (orang dengan orang).

"Sudah biasa, bahasa daerah itu selalu diadopsi untuk bahasa Indonesia. Hal ini untuk memudahkan komunikasi saja," jelasnya.

Ditilik dari asal muasal bahasa, kata Satru adalah bahasa yang berasal dari Sunda. Arti Satru ini, disebutkan berarti musuh atau bermusuhan.


Topik

Ruang Sastra



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anang Basso

Editor

A Yahya

--- Iklan Sponsor ---