BATUTIMES - Batik khas Kota Batu dengan motif apel milik Sumari memiliki nilai tersendiri bagi para kolektor maupun penggemar batik. Bagaimana tidak, batiknya itu, bisa tembus pasar internasional.
Saat ditemui di galerinya, terlihat banyak berbagai jenis batik dengan motif apel dengan berbagai desain yang menarik tertempel di dinding, hingga tergantung sebuah bilik khusus di dalam rumahnya itu.
Baca Juga : DP3AK Jatim dan Dinsos Kota Malang Gelar Pelatihan Produktivitas Industri Rumahan
Sumari pun bercerita, awal sebelum ia menjadi perajin batik, ia pernah menjadi perajin wayang kulit hingga gerabah. Kemudian, ia secara bertahap beralih menjadi perajin batik. Terbukti, ia pernah mengikuti pameran batik dengan media kipas pada tahun 1991 di Jogjakarta.
Tidak berhenti disitu, ia pun sempat keliling daerah-daerah dengan tujuan untuk melihat khas motif batik di setiap daerah. Alhasil, ternyata yang ia lihat, batik di setiap daerah memiliki motif yang berbeda-beda. Dari situlah, ia termotivasi untuk membuat batik khas Kota Batu dengan motif apel.
"Pada zaman itu kan, Kota Batu dengan ikon apelnya sangat terkenal. Maka, sampai saat ini pun saya semakin semangat untuk membuat batik Kota Batu dengan motif apel," ujarnya saat ditemui di Galeri Batik Sumari di Jalan Arjuno, Gang 3, RT 14/RW 03, Ngujung, Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Kamis (25/3/2021).
Lanjutnya, dengan mengikuti perkembangan zaman saat ini, ia pun selalu berinovasi dalam membuat batik dengan motif apel. Agar para penggemar atau pun kolektor batik tetap berkeinginan untuk membeli batik khas Kota Batu.
"Batik juga harus mengikuti pasar, dengan menginovasi motif apel. Dengan desain yang lebih modern dan elegan. Tidak melulu motif apel bentuknya ya seperti apel gitu. Jadi kita memodifikasi motif apel itu dengan kreasi kita, agar para konsumen tidak bosan," ujarnya.
Hal itu terbukti, bahwa hingga kini karya batiknya sangat diterima maupun diminati warga lokal hingga internasional. "Pembelinya juga banyak dari Surabaya, Malang, Batu, dan beberapa daerah di Indonesia. sedangkan pembeli luar negeri itu ada dari Jepang, Singapore, Malaysia, dan Belanda," ujarnya.
Hebatnya, batik milik Sumari ini sangat dikenal di Negeri Kincir Angin atau Belanda. Ia mengungkapkan, pembelinya pun kebanyakan dari warga Belanda. Hingga beberapa warga Belanda pun juga ikut belajar membuat batik di galerinya itu.
"Terakhir satu batik motif apel terjual Rp 25 hingga 50 juta. Pembelinya orang Belanda. Sampai-sampai, orang Belanda itu datang ke sini untuk membeli dan belajar membatik di tempat ini. Dan ternyata batik khas Kota Batu motif apel itu sangat terkenal di Belanda," ujarnya.
Baca Juga : Angka Stunting di Bondowoso Menurun
"Di tempat saya ini juga, saya sediakan tempat belajar membatik juga. Banyak dari warga sekitar maupun luar daerah yang belajar membatik. Selain itu ada dari Jepang, Malaysia dan Belanda yang juga ikut belajar membatik di sini," imbuhnya.
Diketahui, galeri batik Sumari ini memiliki beberapa jenis batik. Yakni jenis cap, tulis, dan cap tulis. Pemakaiannya jenis warna untuk batik bermacam-macam hingga pewarna alami. Mulai dari indigosol, natol, daun jambu, daun alpukat, daun apel, dan daun basah. Bagi pembeli, harganya bervarian, berkisaran Rp 100 ribu hingga jutaan.
"Untuk ukuran kain batik, ada 1 meter hingga 2 meter. Ya semua tergantung permintaan pembeli. Yang pasti batik dengan motif apel agar Kota Batu lebih dikenal di seluruh dunia," ujarnya.