MALANGTIMES- SMK Nasional Malang, menelurkan karya kreatif dan inovatif. Ya, siswa sekolah tersebut membuat sepeda modifikasi bertenaga motor penggerak listrik dari bahan-bahan frame sepeda bekas maupun sepeda baru.
Kepala Sekolah SMK Nasional, Muhammad Taufik menjelaskan, jika beberapa jenis sepeda listrik telah dibuat oleh siswa Jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM) SMK Nasional Malang. Mulai dari jenis Mountain Bike, hingga jenis Minions ataupun sepeda lipat, telah dimodifikasi sedemikian rupa hingga mempunyai penggerak motor listrik.
Baca Juga : Cek Tiket Kalian, Ada Perubahan Waktu Untuk Jadwal Perjalanan di KAI
"Untuk semua jenis sepeda bisa dibuat E-bike. Sepeda bekas maupun baru bisa. Tapi untuk sepeda baru kami punya cara sendiri, kami pasang yang plug and play, sehingga tak merusak konstruksi sepeda maupun cat sepeda," tuturnya.
Dari jenis-jenis tersebut, terbagi lagi menjadi beberapa jenis sepeda dengan spesifikasi berbeda, seperti Super Thunder ST, dengan basic Downhill Bike, menggunakan kelistrikan Hub 1000 watt Baterai 48 volt 15 ampere, jarak tempuh 80 kilometer, kecepatan rata-rata 60-70 kilometer.
Kemudian, jenis Super Thunder HT, dengan basic Mountain Bike, menggunakan kelistrikan Hub 1000 watt Baterai 48 volt 15 ampere, jarak tempuh 80 kilometer, kecepatan rata-rata 60-70 kilometer. Jenis Galechka Thunder, dengan basic Minions, menggunakan kelistrikan Hub 1000 watt Baterai 36 volt 12,5 ampere, jarak tempuh 50 kilometer, kecepatan rata-rata 30-35 kilometer.
"Ada juga saat ini permintaan dari komunitas Gas Bike (sepeda ontel atau classic yang dimodifikasi ditambahkan mesin) yakni jenis Brantasena DS, dengan basic onthel, mesin kapasitas 50 CC, kecepatan 50 kilometer dengan starter elektrik. Dan untuk Bratasena, spesifikasi sama namun menggunakan starter manual. Kalau sepeda ini di Jogja maupun luar kota lain sudah banyak berkembang, kalau di Malang belum," jelasnya.
Sementara itu, pengembangan dalam produk E-Bike ini tak lepas dari masukan Wakil Wali Kota Malang Malang, Sofyan Edy Jarwoko yang beberapa waktu lalu telah mencoba mengendarai E-bike karya SMK Nasional Malang. "Saat itu ia mengeluhkan terkait geometri frame sepeda maupun sistem pengereman sepeda yang kurang pakem. Dan dari situ, pihak SMK Nasional Malang kemudian terus melakukan perbaikan hingga modifikasi total, di mana akhirnya menjadi jenis baru.
"Kita ada produk MTB softail pakai suspensi belakang dan ada yang tidak pakai suspensi," ungkapnya.
Support dari Pemkot Malang melalui Wakil Wali Kota Malang sendiri juga mampu mendongkrak dan menggenjot kemampuan dari SMK Nasional Malang dalam hal pembuatan sepeda listrik. SMK Nasional Malang, dalam pembuatan sepeda listrik tak lagi bergantung pada pabrikan. Di sekolah tersebut, saat ini telah bisa membuat frame sepeda maupun penyimpanan energi listrik atau baterai lithium-ion.
Baca Juga : E-Bike dan Gas Bike Buatan Anak SMK, Wawali Malang Harap Bisa Dukung Industri Wisata
"Kita desain sendiri, kita gambar sendiri, kemudian kita potong logam, kita las, pengecatan sendiri. Termasuk juga baterai lithium-ion yang dan pada E-Bike juga karya SMK Nasional," jelasnya.
Sementara itu, mengenai rencana untuk produksi massal sepeda tersebut, pihaknya menyampaikan akan dilakukan bertahap. Pasalnya, tak bisa serta merta langsung melakukan produksi massal. Banyak hal yang harus disiapkan terkait rencana tersebut.
"Kita harus hati-hati benar. Karena di situ ada hak paten, kita harus kerjasama dengan vendor, pajak-pajak maupun infrastruktur lainnya harus benar-benar disiapkan, sehingga ketika saat produksi massal tidak ada permasalahan. Namun yang jelas tentu menuju rencana tersebut dan kami siap," ungkapnya.
Sampai saat ini, pihaknya telah membuat sekitar 20 sepeda listrik. 20 sepeda tersebut juga telah terjual dengan range harga Rp 5 juta hingga Rp 12 juta, dan salah satu pembelinya adalah Wakil Wali Kota Malang.