Sekitar dua pekan setelah ketiga kadernya mengalami insiden kecelakaan maut di jalan tol, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar acara tahlilan. Mereka mendoakan para kadernya yang telah meninggal dunia saat perjalanan untuk memenuhi kunjungan kerja DPRD Kabupaten Malang.
”Agenda Yasinan dan tahlilan yang dilaksanakan pada Selasa (24/11/2020) malam ini dilangsungkan secara serentak di 33 kecamatan di Kabupaten Malang. Acara ini bertujuan sebagai bentuk penghormatan PDIP atas perjuangan para kadernya yang gugur saat melaksanakan tugas,” ungkap Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah.
Baca Juga : Selain Siapkan Insentif, Paslon SanDi Juga Akan Kuliahkan Para Penghafal Al-Qur'an
Seperti diketahui, kabar duka menyelimuti PDIP Kabupaten Malang beberapa waktu lalu. Ada empat kader PDIP yang meninggal dalam jarak waktu berdekatan. Mereka adalah Hari Sasongko, Hariyanto, Amari, dan Mujiono.
Dari empat kader PDIP tersebut, tiga meninggal dunia lantaran mengalami kecelakaan maut di jalan tol Ngawi menuju Solo, sesaat sebelum menghadiri agenda kunjungan kerja ke Jogjakarta pada Jumat 13 November 2020 pagi.
Sedangkan satu kader lainnya, yakni Mujiono, meninggal dunia karena sakit setelah mengikuti rapat konsolidasi partai pemenangan pasangan calon (paslon) SanDi (Sanusi-Didik Gatot Subroto).
Keempat kader PDIP tersebutmeninggal dalam kurun waktu berdekatan. Sesaat setelah mengalami kecelakaan maut, Hariyanto dinyatakan meninggal dunia pada Jumat 13 November 2020. Lima hari berselang, Hari Sasongko juga dinyatakan meninggal pada Rabu 18 November 2020. Sehari kemudian, Amari meninggal pada Kamis 19 November 2020. Terakhir, Mujiono yang sempat mengalami sakit akhirnya meninggal pada Jumat 20 November 2020.
Atas dasar berita duka yang mendalam itulah, Ahmad Basarah yang juga menjabat sebagai wakil ketua MPR RI memprakarsai agenda Yasinan dan tahlilan untuk mendoakan keempat almarhum.
Dalam agenda yang digelar secara serentak di 33 kecamatan tersebut, Basarah mengatakan, selain melibatkan seluruh kader PDI, juga diikuti para tokoh NU (Nahdlatul 'Ulama).
”Penyelenggaraan acara Yasinan dan tahlilan dan ini juga menjadi simbol persatuan antara kekuatan partai nasionalis dengan kalangan Nahdliyin. Kerja sama seperti ini sangat bagus untuk membangun tradisi kultural bangsa dan persatuan antara kekuatan nasionalis dan agama Islam," ujarnya.
Wujud sinergitas antara PDIP dengan kalangan Nahdliyin ini dibuktikan dengan masuknya Sanusi yang saat ini diusung PDIP menjadi calon bupati Malang. ”Masuknya Abah Sanusi (sapaan Sanusi) yang merupakan salah satu tokoh NU Kabupaten Malang menjadi kader PDIP juga membawa sinergi kultural antara Islam dan kebangsaan yang terjalin sangat baik untuk penguatan NKRI" ucap Basarah.
Baca Juga : Program Aji, Paslon SanDi Bakal Berikan Insentif Guru TPQ
Agenda Yasinan dan tahlilan yang berpusat di Rumah Aspirasi Dr Ahmad Basarah di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, ini juga turut dihadiri beberapa tamu undangan. Selain calon bupati dan wakil bupati Malang nomor urut 1 dari pasangan SanDi (Sanusi-Didik Gatot Subroto), ada Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Sri Untari, pengurus MWC NU Karangploso, para tokoh-tokoh NU. Pengurus PAC dan ranting PDI Perjuangan Karangploso juga turut menghadiri undangan.
”Acara Yasinan dan tahlilan untuk mendoakan orang yang telah meninggal merupakan tradisi kultural dari mayoritas umat Islam di Indonesia, yang juga lazim dilaksanakan oleh umat Islam yang ada di bawah naungan PDI Perjuangan,” ungkap Abah Sanusi.
Santri yang pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum ini berharap dengan diadakannya agenda Yasinan dan tahlilan secara serentak di 33 kecamatan tersebut bisa menjadi sarana agar semua amal kebaikan yang dilakukan almarhum dapat diterima sebagai catatan kebaikan.
”Semoga doa Yasin dan tahlil kepada empat almarhum dari kader PDI Perjuangan yang telah gugur saat bertugas ini dapat diterima Allah SWT dan keempatnya diampuni segala dosa serta mendapat tempat terbaik di sisi-Nya,” ujar Sanusi.