Kisah inspiratif kali ini datang dari pasangan suami tunanetra Sandi dan Cuplik. Bagaimana tidak, demi membiayai sekolah anak, keduanya rela berjualan buah keliling kawasan Kota Malang.
Pasutri yang tinggal di daerah Dinoyo Gang 6 Malang ini harus mendorong gerobak saat hendak berjualan.
Baca Juga : Sanksi Oknum PNS di Tulungagung Mesum di Kelas: dari Guru Jadi Penjaga Sekolah
Pasangan tunanetra ini menjual buah-buahan seperti pisang, jeruk dan kerupuk. Pisang dan jeruk mereka jual dengan harga Rp 15 ribu, sementara untuk kerupuk dijual dengan harga Rp 5 ribu.
Dari hasil penjualan itu, Sandi dan Cuplik biasanya meraup untung sebesar Rp 60 ribu. Keduanya berangkat berjualan pukul 13.00 WIB dan pulang pukul 15.00 WIB.
Pasangan ini tak menunggu dagangannya selalu habis lantaran ada dua anak yang harus mereka urus di rumah.
Sandi dan Cuplik tetap bekerja meski memiliki keterbatasan demi membiayai kedua anaknya. Namun dengan kondisi keduanya yang terbatas, Sandi dan Cuplik tetap bersyukur atas rezeki yang mereka dapat.
Tak sekalipun keduanya meninggalkan kewajibannya untuk melaksanakan salat lima waktu.
Sandi dan Cuplik memiliki dua orang putra. Putra pertama mereka saat ini duduk di bangku sekolah dasar kelas 3 di SD 2 Dinoyo.
Sementara sang adik belum bersekolah lantaran mereka belum memiliki biaya. Sandi justru mengatakan jika putra keduanya tidak ingin bersekolah karena takut orangtuanya semakin bekerja keras untuk mencari biaya.
"Yang kecil itu nggak mau sekolah," ujar Sandi. Cuplik lantas mengatakan jika sang anak takut jika sang ayah semakin bekerja keras.
Sandi lantas megatakan jika ia sudah mengalami kebutaan sejak lahir. Sedangkan Cuplik mengalami kebutaan saat ia berusia 5 tahun.
Baca Juga : Guru Cumbui Istri TKI Taiwan di Kelas, Kasek dan Pengawas Dipanggil Disdikpora Tulungagung
Meski keduanya mengalami kebutaan, Alhamdulillahnya kedua anak mereka normal. Cuplik pun berharap kelak anak-anaknya bisa membantu orangtuanya.
Dengan kerja keras yang dilakukan Sandi dan Cuplik ini bisa menjadi contoh bagi kita semua untuk tetap bersyukur.
Melihat kondisi itu, Program Ngedum Ojir kali ini memilih keluarga tersebut untuk menerima bantuan dari donatur pembaca JatimTIMES Network.
Para pembaca JatimTIMES Network pun bisa menyampaikan kepeduliannya dan turut berbagi dengan mendatangi atau menghubungi kantor JatimTIMES.
Melalui program ini, diharapkan masyarakat yang benar-benar membutuhkan bantuan bisa merasakan sedikit kebahagiaan.
Episode JatimTIMES Ngedum Ojir akan terus berlanjut untuk Berbagi Kebahagiaan dan Mengukir Senyuman.