Tempat wisata Njegong Park di Desa Waung, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, didatangi Satpol PP, Senin (28/9/2020). Kedatangan Satpol PP Kabupaten Tulungagung itu dikarenakan kerapnya di lokasi itu digelar pertunjukan kesenian jaranan tanpa izin.
Plt Kasatpol PP melalui Kabid Penegakan Perda dan Perbub Kabupaten Tulungagung Artists Nindya Putra, menuturkan, gelaran jaranan berpotensi menciptakan kluster baru Covid-19. Pasalnya, pertunjukan jaranan selalu dipenuhi oleh penonton.
Baca Juga : Iuran BPJS Ketenagakerjaan Diskon 99 Persen, Pengusaha Nilai Kelewat "Enteng"
“Kondisi Tulungagung sudah menguning, jangan sampai timbul kluster baru lagi di Njegong Park,” ujar pria yang akrab disapa Genot itu.
Untuk pelanggaran ini, pihaknya masih bermurah hati memberikan sanksi berupa teguran, namun jika diulangi akan diberikan sanksi lebih tegas. “Bisa sanksi denda atau penutupan tempat usahanya,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Desa Waung Eko Wahoyo, kepada awak media menanggapi teguran ini, pihaknya akan lebih tegas dalam menerapkan protokol kesehatan di Njegong Park. Pihaknya akan menerjunkan personil dari Pokdarwis dan pengelola Njegong Park untuk terus mengingatkan pengunjung memakai masker. Sedang untuk tempat cuci tangan akan disediakan menyebar, tidak terpusat seperti anjuran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tulungagung.
“Berbagai tempat harus ada tempat cuci tangan, menyebar tidak terpusat,” katanya.
Terkait jaranan yang tidak berizin, Eko melanjutkan akan tetap melakukan pertunjukan itu. Tapi dengan ijin dari Gugus Tugas dan dengan protokol kesehatan ketat.
“Kalau sudah ada jadwal tetap, tapi protokol kesehatan kita tingkatkan dan kita izin,” terangnya.
Baca Juga : Pengeroyokan Berujung Kematian, Polres Tulungagung Kantongi 14 Nama
Disinggung terkait postingan di media sosial terkait, jaranan yang dianggap mengabaikan protokol kesehatan, pihaknya menganggap hal itu sebagai kritik yang membangun. Pengunjung di Njegong Park sendiri mencapai 500 orang perhari dan mencapai seribuan di akhir pekan.
Pertunjukan Jaranan biasanya dilakukan tiap hari Sabtu. Itupun pihaknya tidak mengundang, inisiatif dari pemilik kesenian jaranan dengan istilah “Ngamen”.