Setelah KPU melakukan pengundian nomor urut paslon, sekarang tahapan pilkada Banyuwangi 2020-2025 memasuki tahap kampanye. Di masa ini, muncul sejumlah komunitas bergabung dan mengusung nama Gerakan Rakyat Banyuwangi Tolak Politik Dinasti.
Sayid Lukman dari Forum Peduli Bangsa Korda Banyuwangi -salah satu komunitas tersebut- mengatakan, sejatinya penolakan politik dinasti di Banyuwangi karena penilaian kinerja bupati yang menjabat saat ini masih banyak kekurangan. Utamanya dalam program pelayanan masyarakat.
Baca Juga : Kampanye Calon Bupati Kediri Dimulai, Bawaslu Ingatkan Soal Potensi Pidana
"Mana mungkin hal kayak gitu diperpanjang dengan kesinambungan" ujar Lukman, yang juga tokoh pemuda Rogojampi, dalam sebuah diskusi yang bertempat di sebuah kafe di wilayah Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
Sementara Mahfud Wahib, koordinator Gerakan Pemuda Demokrasi (Gapede) menyampaikan bahwa dirinya terpanggil bergabung dalam komunitas gerakan tolak poilitik dinasti karena tidak menginginkan Banyuwangi dipimpin oleh orang yang memiliki hubungan keluarga dengan penguasa saat ini. "Kami ingin demokrasi bisa tumbuh dan berkembang serta tidak dikungkung oleh satu kelompok, partai politik atau keluarga saja. Politik dinasti itu rawan korupsi dan cenderung membunuh demokrasi,” tandas dia.
Selanjutnya Bondan Madani, koordinator Gerakan Rakyat Tolak Politik Dinasti Banyuwangi, menyampaikan rasa terima kasih atas bergabungnya enam komunitas dalam kelompoknya. Pihaknya akan berpacu dengan waktu untuk menyusun gerakan yang masif, sistematis, terstruktur, dan terencana dengan baik untuk melakukan sosialisasi dan mengajak warga Banyuwangi menolak dan melawan politik dinasti Banyuwangi saat ini.
Seperti diketahui, ada dua pasangan calon yang maju dalam pilkada Banyuwangi 2020. Yakni H Yusuf Widyatmoko-KH Muhammad Riza Azizy (Mas Yusuf-Gus Riza) dan Ipuk Fiestiandani Azwar Anas- H Sugirah (Ipuk-H Sugirah). Ipuk sendiri merupakan istri Azwar Anas, bupati Banyuwangi saat ini.
