Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan ada sinyal pergerakan ekonomi yang menggerakkan inflasi. Yakni dari kelompok bahan makanan meski saat ini pasokan melonjak lebih banyak.
Kepala BPS Kota Malang Sunaryo mengatakan bahwa kelompok bahan makanan mampu menggerakkan inflasi. "Ada sinyal dari keadaan perekonomian bahwa yang menggerakkan inflasi itu masih kelompok bahan makanan. Artinya, pada kelompok itu ada pergerakan dinamika perekonomian positif," kata Sunaryo.
Baca Juga : Tingkatkan UMKM Bantul, Wirokerten Banguntapan Optimis Budidaya Bunga Telang
Inflasi Kota Malang sendiri pada kalender periode Januari hingga Agustus 2020 tersebut tercatat sebesar 0,88 persen, sementara untuk inflasi years on years (YoY) sebesar 1,12 persen. Angka tersebut masih di bawah Provinsi Jawa Timur (Jatim) yang tercatat sebesar 0,89 persen dan YoY sebesar 1,39 persen.
Sementara itu, dalam rilis Agustus 2020 ini, Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,06 persen yang didorong dengan adanya penurunan harga pada kelompok pengeluaran transportasi. Hal tersebut berbeda dengan tahun sebelumnya pada bulan yang sama. Yakni Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat adanya inflasi yakni 0,19 persen pada tahun 2019 dan 0,05 persen pada tahun 2018.
Penurunan pada kelompok pengeluaran transportasi tahun ini tercatat sebesar 1,46 persen dan merupakan penurunan tertinggi dibandingkan kelompok pengeluaran lainnya. "Penurunan tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran transportasi. Deflasi pada Agustus 2020, berbeda dengan bulan yang sama pada dua tahun sebelumnya, yang biasanya mengalami inflasi," kata Sunaryo.
Sunaryo mencatat, selain transportasi, kelompok lain yang juga mengalami penurunan adalah perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,27 persen. Selain itu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga turun sebesar 0,19 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga turun sebesar 0,04 persen, serta kelompok pengeluaran rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,02 persen.
Selain itu, Sunaryo menyebut bahwa harga tiket angkutan udara turun sebesar 13,68 persen, daging ayam ras 2,79 persen, bawang merah 12,70 persen, serta beberapa komoditas buah-buahan.
Baca Juga : Graha Bangunan Hadirkan Keramik Batu Alam Produk Terbaru, Bikin Rumah Makin Kece
Sementara itu, untuk kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, tercatat antara lain adalah kelompok pakaian serta alas kaki naik sebesar 0,04 persen, kelompok kesehatan 0,40 persen, kelompok pendidikan 1,15 persen dan kelompok perawatan probadi dan jasa lainnya sebesar 1,65 persen.
Lalu, komoditas yang mengalami kenaikan di antaranya adalah emas perhiasan sebesar 10,79 persen, biaya sekolah dasar 7,90 persen, minyak goreng 2,09 persen, biaya sekolah menengah atas 1,24 persen, tarif dokter spesialis 2,83 persen, dan gula pasir sebesar 1,96 persen.