Selama masa pandemi Covid- 19, puluhan tenaga medis di Tulungagung sudah tertular oleh virus ini. Dari data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Tulungagung, ada 34 tenaga medis yang tertular Covid- 19.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, dr. Kasil Rokhmat membenarkan hal itu.
Baca Juga : Tertular dari Orang Tua, Anak dari ASN Kota Batu Positif Covid-19
“Dokternya ada 4, tenaga paramedis ada 30 orang,” ujar Kasil.
Dari jumlah itu sebagian besar sudah sembuh dan beraktivitas seperti biasa. Cuma ada beberapa petugas medis yang sakit namun kondisinya cenderung membaik.
Jumlah paramedis yang terkena lebih banyak dari dokter. Kasil menjelaskan hal itu kemungkinan dokter lebih sedikit bersama pasien dibandingkan dengan paramedis.
Kasil Mengatakan, dalam 24 jam, dokter mungkin hanya beberapa menit bersama pasien. Sedang paramedis lain menemani pasien selama 24 jam, seperti perawat, bidan, apoteker dan tenaga gizi.
“Seperti gizi kan ngantar makananya 3 kali, kira-kira itu,” ujarnya.
Untuk perbandingan, tenaga medis yang tertular lebih banyak yang berasal dari RSUD jika dibandingkan dengan petugas medis dari Puskesmas.
Dinkes berkomitmen untuk menjaga kesehatan tenaga medis agar tidak tertular Covid- 19, melalui program PPI (pencegahan penyakit infeksius).
Dalam program PPI ada standar dan prosedur penanganan setiap penyakit menular. Seperti SOP Covid- 19 berbeda dengan SOP HIV/AIDS.
Namun pihaknya hanya menyediakan APD untuk perlindungan tenaga medis.
“Cuma terkait dengan kepatuhan kita tidak bisa 24 jam memantau mereka,” terang Kasil.
Untuk tenaga kesehatan yang tertular Covid- 19, pihaknya akan memenuhi kebutuhan gizi mereka dengan maksimal. Selain itu pemerintah juga telah memberikan jaminan kesehatanya berupa tambahan tunjangan yang saat ini sedang dilakukan pendataan.
“Kalau persisnya berapa saya tidak tahu,” ujarnya.
Baca Juga : 3 Pasien Kofirm Positif Covid-19 Kota Batu Sembuh, Salah Satunya ASN
Adanya tenaga medis yang tertular Covid- 19 juga berdampak pada kejiwaan petugas kesehtan seperti timbulnya fobia Covid- 19 pada beberapa petugas medis.
Kasil menganggap hal itu merupakan hal yang wajar, mengingat Covid- 19 pada awal-awal tingkat penularanya cukup tinggi.
Namun karena tugas sebagai tenaga medis, maka mereka mau tidak mau harus menjalankan fungsinya sebagai tenaga kesehatan.
“Itu yang kadang-kadang teman-teman (petugas medis) menjalankanya dengan setengah hati,” tuturnya.
Untuk meyakinkan tenaga medis agar tidak takut berlebihan terhadap Covid- 19, pihaknya mendorong dengan memberikan gambarn keganasan Covid- 19 yang sudah mulai melemah.
Dari jumlah satu juta penduduk Tulungagung, hanya sekitar 224 orang yang positif.
“Data-data yang ada seperti di Tulungagung, angka pesakitan angka kematian di Tulungagung kayak apa? Data itu akan meyakinkan keyakinan dia bahwa dia selama ini yang fobia keyakinannya salah atau benar?” kata Kasil.