Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Surabaya mengaku setuju usulan dari Ketua DMI Indonesia, Jusuf Kalla, yang memberikan saran agar salat Jumat digelar dua gelombang selama pandemi.
Ketua DMI Kota Surabaya Arif Afandi mengatakan usulan JK adalah salah satu opsi yang bisa dilaksanakan oleh para pengurus masjid di Kota Surabaya, dalam menerapkan protokol salat Jumat.
Baca Juga : Perayaan Idul Adha di Tengah Pandemi Covid-19, Begini Aturan Penjualan Hewan Kurban
Arif mengatakan, usulan dari JK tentu sudah dilandasi dengan pendapat ulama.
Maka dari itu, DMI Kota surabaya membebaskan pengurus masjid untuk bisa ikut opsi JK ataupun tidak.
"Karena itu, DMI Surabaya mempersilahkan jika ingin mengikuti fatwa yang membolehkan salah Jumat dua gelombang. Monggo saja. Namun yang tidak mau ikut, dengan alasan fatwa atau acuan fiqih yang lain ya monggo," ujarnya.
Meski membebaskan para masjid untuk mengikuti atau tidak opsi JK, ia tetap meminta dan mengimbau seluruh masjid di Kota Surabaya untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, guna pencegahan Covid-19 saat penyelenggaraan salat Jumat berjamaah.
Sebab saat ini, menurut Wakil Wali Kota Surabaya tahun 2005-2010 itu, tingkat penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya masih tinggi.
Ia tak mau, masjid menjadi salah satu titik penularan Covid-19.
"Jangan sampai masjid menjadi cluster penularan pandemi Corona ini," pungkasnya.
Sebelumnya, Jusuf Kalla membuat gebrakan baru untuk menggelar ibadah salat Jumat di tengah masa pandemi new normal ini.
Baca Juga : Kisah Sahabat yang Meniru Semua Kegiatan Rasulullah, Hingga Kebiasaan Buang Air Kecil
Yakni, dengan menggunakan skema salat ganjil genap berdasarkan dari nomor handphone.
Menurutnya, upaya ini adalah untuk mengurangi penumpukan jamaah sehingga tidak terjadi penularan Covid-19.
"Kalau dulu jaga shaf dan rapatkan, sekarang terbalik jaga shaf dan longgarkan," kata JK di gedung negara Grahadi tadi pagi.
Namun kata JK, konsep ganjil genap ini masih akan dimatangkan.
Karena berdasar penelitiannya ketika pemberlakuan salat Jumat pertama 12 Juni 2020 lalu, karena di dalam terbatas sehingga banyak orang yang justru salat di jalanan.