Kebijakan menuju new normal atau kelaziman baru hidup di tengah pandemi covid-19 memang disambut baik oleh dunia usaha. Salah satunya usaha perhotelan di Kota Malang yang sudah kembali beroperasi sejak masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Malang Raya diakhiri.
Langkah new normal diambil memang untuk kembali meningkatkan perekonomian tetap berjalan sebagaimana mestinya. Tapi, tampaknya hal itu tidaklah mudah.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Malang mencatat, seiring berjalannya masa transisi menuju new normal, tingkat hunian hotel-hotel di Kota Malang yang sudah kembali beroperasi belum menunjukkan peningkatan berarti.
Ketua PHRI Malang Dwi Cahyono menyatakan, memang hampir semua perhotelan di Kota Malang telah kembali beroperasi. Namun, jumlah tamu yang melakukan kunjungan sejauh ini masih di bawah angka 10 persen.
"Yang sudah buka ini juga masih tidak ada tamu. Masih di bawah 10 persen (pengunjung hotel)," ujarnya.
Dwi menjelaskan, pihaknya memang sudah memprediksi hal itu. Seban, tamu-tamu hotel yang mayoritas dari luar Kota Malang bisa jadi masih ada kekhawatiran untuk berkunjung. Belum lagi, ada beberapa kota yang masih memberlakukan persyaratan jika ingin bepergian ke daerah lainnya.
"Ya memang tamu itu dari luar kota dan tidak semuanya boleh keluar. Kalaupun mau keluar, itu juga pemeriksaan surat-suratnya tidak mudah. Misal dari Jakarta keluar, ngurus izin sehat dan lainnya. Jadi, orang untuk bepergian agak sulit. Makanya sudah diprediksi kalau kami buka (hotel) memang tidak ada tamu," imbuh Dwi.
Belum adanya kunjungan berarti ke hotel-hotel di Kota Malang juga dinilai cukup memberatkan bagi pengusaha. Sebab, pendapatan belum bisa kembali normal.
Karena itu, di masa pandemi covid-19, di samping memperketat protokol kesehatan untuk jumlah karyawan yang masuk, juga dilakukan penjadwalan. Sehingga, menuju new normal untuk mengembalikan perekonomian, mau tidak mau hotel tetap harus buka meskipun dengan berbagai pembatasan untuk sementara waktu.
"Iya, jadi gantian (karyawan yang masuk) 30 persen minggu pertama, 30 persennya lagi minggu kedua. Jadi, tetap semuanya kerja. Tapi, kalau berbulan-bulan tetap begini, ya bebannya cukup berat juga," tandasnya.