Beberapa hari belakangan publik di tanah air dibuat heboh dengan aksi masyarakat yang memenuhi pusat perbelanjaan dengan alasan membeli baju Lebaran.
Hal itu membuat geram beberapa pihak. Pasalnya, di tengan pandemi covid-19 ini, seharusnya masyarakat tanah air lebih mementingkan kesehatan ketimbang sekadar menuruti keinginan berpakaian di Hari Raya Idul Fitri 1441 H.
Salah satu ungkapan kekesalan tersebut disampaikan selebtweet Ikram Marki melalui chanel Youtube pribadinya. Bertajuk 'Orang Indonesia Nggak Takut Sama Corona', Ikram meluapkan unek-uneknya terkait perilaku masyarakat yang dirasa sudah tidak punya batas rasa kemanusian ini.
Masyarakat tanah air seakan menganggap remeh kemunculan wabah ini. Sebab, dengan santai tanpa masker, tanpa physical distancing, mereka berkerumun dan berdesakan di pusat perbelanjaan.
"Hai Vikramarki, selamat datang di chanel gue. Belakangan nih gue lagi kesel banget sama orang-orang yang kayaknya makin ke sini makin ngeremehin corona gitu. Makin cuek, makin nggak peduli. Terus pada keluar ngumpul-ngumpul gitu seenak jidatnya," ucapnya membuka tayangan chanel Youtube-nya.
Ia menyadari bahwa aktivitas yang hanya di rumah aja akan membuat semua orang merasa capai dan bosan. Tapi, dia masih tidak habis pikir dengan perilaku masyarakat yang bersikap egois hanya untuk memenuhi keinginan untuk mengusir kebosanan.
"Tapi, di momen-momen seperti sekarang ini gitu, Lu bisa nggak sih buat jadi orang yang nggak egois aja sedikit. Ya mksud gue Lu coba deh buat nggak mikirin diri lu sendiri. Lu coba buat mikirin org lain. Ya dikit aja nggak usah banyak-banyak. Ini kan kita sama-sama sedang berusaha buat mengurangi penyebaran virus corona. Tapi kalau Lu pada kelakuannya tetap t** kayak gini, ya susah," ungkapnya.
Belum lagi, lanjut dia, pemerintah dalam membuat kebijakan dan aturan untuk penanganan covid-19 ini yang dirasa tidak konsisten. Sehingga, membuat warganya semakin acuh dan merasa bebas.
"Ini pemerintah juga rese menurut gue, nggak jelas. Bikin aturan mencla mencle. Hari ini bikin aturan A besoknya diganti B. Hei, pemerintah kenapa sih Lu nggak bikin aturan yang A ya A gitu, yang tegas," katanya.
Salah satu yang disoroti persoalan mudik, yang secara tiba-tiba kawasan bandara dipenuhi orang-orang yang lagi-lagi tidak mematuhi protokol kesehatan covid-19. "Contohnya mudik, kemarin-kemarin lu (pemerintah) bikin aturan orang nggak boleh mudik bla bla bla. Eh tiba-tiba kemarin orang-orang pada numpuk di Bandara Soekarno Hatta, pada bejubel kagak ada yang physical distancing. Belum lagi di pelabuhan, lebih keos lagi.
Nah, ini maksud gue ya kenapa tiba-tiba ada orang-orang ini. Kan sebelumnya ada aturan nggak boleh mudik. Terus kenapa kok tiba-tiba boleh, kenapa nggak lu tegas aja nggak boleh. Yaudah kalau ada orang di bandara ya balik jangan ada yg mudik," ucapnya.
Apalagi, menurut Ikram, keluarganya saja yang di luar kota sudah bela-belain buat tidak pulang karena mematuhi aturan pemerintah.
Hal ini yang dirasa ketegasan dari pemerintah dalam menangani permasalahan covid-19 masih tidak jelas. PSBB seakan bukan lagi pembatasan sosial bersakala besar, melainkan dianggap sebagai 'pembatasan sosial becanda banget'. Pun bagi masyarakat ataupun pemerintah.
"Sudah tahu warganya nggak bisa diatur, cuek, nggak peduli, bikin aturan nggak jelas. Ini pemerintah sama warga nih sama aja nih ngelucunya. Sama-sama suka becanda.
Kayaknya PSBB memanh diartiin pembatasan sosial becanda banget ama orang-orang termasuk pemerintah," katanya.
Dalam video berdurasi kurang lebih 6 menit itu, ia juga menyebut fatwa yang dikeluarkan MUI juga tidak ada ketegasan. Yakni, mengeluarkan mengenai salat Idul Fitri diperbolehkan dengan berbagai catatan.
Menurut Ikram, perilaku warga negara Indonesia ketika dikasih kelonggaran sedikit akan membludak dan tidak ada batasan apa pun. Seharusnya, di tengah pandemi covid-19 ini, MUI juga lebih bijak dalam membuat fatwa.
"Nih orang-orang giliran salat kaya tarawih dan salat Id yang nggak wajib, huu ngotot banget. Kita di halang-halangin buat beribadah di masjid, giliran salat wajib nih tiap hari gue yakin kaga pernah kelihatan batang idungnya di masjid," luapnya.
Serasa belum ilang rasa marahnya terhadap kebijakan yang dibuat pemerintah, dia malah membaca pemberitaan bahwa mal, pusat perbelanjaan, toko baju ramai diserbu pembeli.
Alasannya beli baju Lebaran. Padahal, hal itu semua bisa dilakukan secara online. Tanpa harus berkerumun penuh sesak yang malah menimbulkan efek penyebaran klaster baru covid-19.
"Ya Allah disaat-saat begini lu masih mikirin beli baju Lebaran. Lu datengin mal, datang ke pasar, ke toko baju numpuk-numpuk gitu bejubel kagak ada yang physical distancing untuk baju Lebaran. Lu kalau ngotot pingin beli baju lebaran kan bisa beli online tanpa harus datang ngumpul-ngumpul," ujarnya.
Penulis novel Yesterday Afternoon Boy ini sudah merasa geram dan tak habis pikir dengan kelakuan masyarakat tanah air yang tak peduli akan sesama. "Ga ngerti lagi gue nih orang-orang. Gue ngeliat orang-orang ini ya, gue udah bodo amat lah. Gue mau jadi orang egois aja dah ga mau mikirin orang. Karena kalau gue atau kita nih nunggu kesadaran orang lain nggak bakal bisa.
Jadi mending kita aja yang sadar diri, kita yang jaga jarak, kita yang physical distancing, kita yang di rumah saja. Orang-orang yang pada bodo amat ini, orang yang keluar ngumpul nongkrong pada belanja baju Lebaran udah biarin aja, kena corona kena corona dah bodo amat. Dia doang yang kena corona udah, kita di rumah aja kita ga usah kena," lanjutnya.
Di akhir video, ia berharap kepada semua masyarakat untuk lebih memperbanyak kesadarannya akan penanganan covid-19. Sehingga, penyebaran virus bisa benar-benar dicegah dan pandemi ini cepat selesai. Dan tentunya tetap patuhi protokol kesehatan.
"Gue cuma pingin, ayolah tolong kesadarannya gitu diperbanyak. Biar corona ni mkin cepet ilang gitu. Lu kena corona, lu berinteraksi ama orang, orang lain kena. Kecuali lu hidup sendiri di hutan, bodo amat lu kena corona kaga ada yang peduli. Jangan lupa rajin cuci tangan, jaga kebersihan, dan pakai masker. Vikramarki peace out," tutupnya.