Penyanyi campur sari Didi Kempot telah meninggal dunia pada Selasa (5/5/2020).
Didi Kempot meninggal di RS Kasih Ibu, Solo sekitar pukul 7.30 WIB.
Dikatakan oleh sang kakak, Lilik, Didi meninggal karena kelelahan.
Lilik, mengatakan jika sang adik akhir-akhir memang banyak sekali kegiatan.
Pria bernama asli Dionisius Prasetyo meninggal dunia di usia 53 tahun.
Kiprah Didi Kempot di dunia belantika musik Indonesia tentunya tak perlu diragukan lagi.
Sudah 30 tahun lebih berkarya, Didi Kempot berhasil menciptakan ribuan lagu.
Hampir sebagian lagu yang diciptakan bertemakan patah hati, kehilangan dan beberapa nama tempat.
Sebelum meninggal dunia, Didi Kempot ternyata masih sempat menciptakan sebuah lagu.
Lagu tersebut menjadi karya terkahir dari pria yang dijuluki The God Father of Broken Heart ini.
Awalnya, Didi Kempot membocorkan lagu barunya itu melalui wawancara bersama Kompas Tv pada 11 April 2020.
Saat itu, Didi mengatakan jika lagu tersebut belum dirilis secara resmi.
Tamba Teka Lara Lunga yang artinya Obat Datang Penyakit Hilang diciptakan Didi Kempot saat #DirumahAja di tengah wabah Covid-19.
Didi menciptakan lagu tersebut terinsipirasi dari datangnya wabah Covid-19 ini.
Ia mengatakan lagu tersebut sebagai doa dan harapan bagi kita semua.
"Lagu baru sudah ada, kemarin yang saya bilang lagu Tamba Teka Lara Lunga itu, semacam harapan atau doa kita semuanya nanti kalau obat datang penyakit akan hilang," ujarnya.
Akhirnya lagu tersebut dirilis pada 12 April 2020 melalui channel YouTube Didi Kempot Official Channel.
Hingga kini, video klip Tamba Teka Lara Lunga itu sudah ditonton 800 lebih pengguna YouTube.
Lirik lagu Tamba Teka Lara Lunga
Pingin nyawang wes suwe kowe ra bali
(Ingin bertatap mata sudah lama engkau tak pulang)
Sing tak suwun ning paran sing ngati-ati
(Pintaku hati-hatilah di perantauan)
Bisaku mung nyawang
(Aku hanya bisa menatap)
Dimar jagad sing ning mego
(Penerang dunia di atas mega)
Ayang-ayangmu katon ning netro
(Bayanganmu terlihat di mata)
Aku lilo yen kowe rung biso bali
(Aku rela jika kamu belum bisa pulang)
Lahir batin aku lilo tak estoni
(Lahir batin aku rela merestui)
Senajan kangen tenan
(Meskipun sangat kangen rasanya)
Rasane ati iki
(Rasanya hati ini)
Nganti kapan sirnane pacoban iki
(Sampai kapan hilangnya cobaan ini)
Tombo teko loro lungo
(Obat datang sakit hilang)
Duh Gusti enggal singkirno
(Ya Tuhan segera singkirkanlah)
Leloro sing wonten negari kulo
(Kesakitan yang ada di negaraku)
Tombo teko loro lungo
(Obat datang sakit hilang)
Duh Gusti enggal welaso
(Ya Tuhan segera kasihanilah kami)
Paringono welas asih mring kawulo
(Berilah belas kasih kepada kami)
Pingin nyawang wes suwe kowe ra bali
(Ingin bertatap mata sudah lama engkau tak pulang)
Sing tak suwun ning paran sing ngati-ati
(Pintaku hati-hatilah di perantauan)
Bisaku mung nyawang
(Aku hanya bisa menatap)
Dimar jagad sing ning mego
(Penerang dunia di atas mega)
Ayang-ayangmu katon ning netro
(Bayanganmu terlihat di mata)
Aku lilo yen kowe rung biso bali
(Aku rela jika kamu belum bisa pulang)
Lahir batin aku lilo tak estoni
(Lahir batin aku rela merestui)
Senajan kangen tenan
(Meskipun sangat kangen rasanya)
Rasane ati iki
(Rasanya hati ini)
Nganti kapan sirnane pacoban iki
(Sampai kapan hilangnya cobaan ini)
Tombo teko loro lungo
(Obat datang sakit hilang)
Duh Gusti enggal singkirno
(Ya Tuhan segera singkirkanlah)
Leloro sing wonten negari kulo
(Kesakitan yang ada di negaraku)
Tombo teko loro lungo
(Obat datang sakit hilang)
Duh Gusti enggal welaso
(Ya Tuhan segera kasihanilah kami)
Paringono welas asih mring kawulo
(Berilah belas kasih kepada kami)
Paringono welas asih mring kawulo
(Berilah belas kasih kepada kami)