Berbagai upaya dilakukan untuk menghalau penularan penyakit Covid-19 di Kabupaten Tulungagung. Mulai penyemprotan disinfektan di jalan-jalan protokol, pembagian masker gratis, hingga penyediaan tempat cuci tangan di sejumlah tempat.
Pemkab Tulungagung juga melakukan tindakan lainnya berupa doa bersama. Teranyar, adalah pemasangan topeng "tetek molek" atau ada yang menyebut "tetek melek" di tiang Pendopo Kabupaten Tulungagung.
Terlihat ada 2 tetek molek yang dipasang di depan Pendopo Kabupaten Tulungagung.
Upaya ini merupakan bentuk penolakan pagebluk atau wabah sesuai budaya yang berkembang di wilayah Tulungagung, khususnya di wilayah selatan kota marmer ini.
"Kita itu kan orang timur yang menurut nenek moyang kita, pernah ada kejadian serupa (pageblug)," ujar Kabag Humas, Protokol dan Hubungan Antar Kepala Dinas Kabupaten Tulungagung, Galih Nusantoro, Senin (6/4/20).
Pemasangan topeng yang terbuat dari pelepah kelapa ini merupakan wujud permintaan pada penguasa alam agar virus ini tidak mendatangi rumah atau tempat yang dipasangi tetek molek.
Tetek molek awalnya berupa pelepah kelapa yang digambar wajah menggunakan arang dan kapur. Dalam perkembangannya, gambar pada tetek molek mengalami perubahan dengan gambar yang lebih variatif. Meski pada dasarnya tetap menunjukkan sosok wajah seram.
"Maka dari itu dibuatlah sebuah simbol, berupa bongkok (pelepah) kelapa, dengan gambar-gambar tetapi dengan doa agar pagebluk itu tidak mendatangi rumah," tuturnya.
Pemasangan topeng tetek molek di pendopo sudah mendapat persetujuan dari Bupati Tulungagung.
Topeng ini merupakan bentuk partisipasi masyarakat.
Topeng ini sudah dipasang di pendopo sejak hari Minggu (5/4/20) kemarin.
Saat disinggung adakah perhitungan khusus untuk memasang topeng itu, Galih menjelaskan tidak ada. Memang kebetulan saja topeng itu datang hari Minggu dan langsung dipasang.