Waspada Bencana, BMKG Prediksi Potensi Cuaca Ekstrem di Jatim hingga 5 Februari
Reporter
Muhammad Choirul Anwar
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
28 - Jan - 2025, 07:49
JATIMTIMES - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan lebat hingga cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Jawa Timur (Jatim) hingga 5 Februari 2025. Cuaca ekstrem ini rentan memicu bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah.
Beberapa bencana hidrometeorologi yang perlu diwaspadai di antaranya banjir rob, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, hingga hujan es. BMKG Klas I Juanda Surabaya, menyebutkan, hampir semua wilayah di Jatim berpotensi dilanda cuaca ekstrem.
Baca Juga : Diskopindag Klaim 85% Pedagang Sepakat Pasar Besar Dibongkar
Wilayah-wilayah tersebut meliputi Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Banyuwangi, Kota Batu, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Bondowoso, Kota Madiun, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep.
Kemudian juga Kota Surabaya, Kab. Mojokerto, Kabupaten Gresik, Kabupaten Jember, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Malang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sampang.
Selain itu, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Tuban, Kota Blitar, Kota Kediri, Kota Malang, Kota Mojokerto, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kota Probolinggo dan Kota Pasuruan.
Kepala BMKG Klas I Juanda Taufiq Hermawan menjelaskan, saat ini wilayah Jatim berada di musim hujan dan sebagian besar wilayah sudah memasuki puncak musim hujan.
"Adanya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang atmosfer Rossby yang diprakirakan melintasi Jawa Timur mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan penghujan di wilayah Jawa Timur," ungkapnya melalui keterangan resmi, Selasa (28/1/2025).
Kondisi ini didukung dengan aktifnya Monsun Asia, serta suhu muka laut di perairan sekitar Jatum yang hangat. Sehingga terjadi peningkatan suplai uap air ke atmosfer untuk pertumbuhan awan.
Baca Juga : Baca Selengkapnya