Asal Usul Anting, Muncul dari Prahara Keluarga Nabi Ibrahim
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Nurlayla Ratri
27 - Jan - 2025, 10:43
JATIMTIMES - Anting, perhiasan yang begitu akrab dalam kehidupan manusia, ternyata memiliki asal-usul yang unik dan sarat hikmah dalam sejarah Islam. Kisah ini berakar dari konflik rumah tangga Nabi Ibrahim AS, yang melibatkan dua istrinya, Sarah dan Hajar.
Dalam tradisi Islam, anting pertama kali muncul sebagai solusi bijak untuk meredam kecemburuan yang memuncak dalam hubungan mereka.
Baca Juga : Mengapa Imlek Identik dengan Hujan? Ini Alasannya
Dari sebuah buku berjudul Orang yang Jatuh Cinta dan Rasa Cemburu karya Al-Imam Syamsyud Din, Al-Waqidi, diriwayatkan dari Muhammad bin Shalih, dari Sa'd bin Ibrahim, dari 'Amir bin Sa'd, dari ayahnya menceritakan bahwa Sarah, istri pertama Nabi Ibrahim, telah lama hidup bersama suaminya tanpa dikaruniai seorang anak.
Dengan penuh keikhlasan dan niat tulus membahagiakan suaminya, Sarah menyerahkan budaknya, Hajar, untuk dinikahi oleh Nabi Ibrahim. Keputusan yang penuh pengorbanan ini menjadi awal kisah yang penuh hikmah namun tak lepas dari dinamika emosional.
Tak lama setelah menikah, Hajar mengandung dan melahirkan seorang putra, Nabi Ismail AS. Kabar ini membawa kebahagiaan bagi keluarga mereka. Namun, di balik itu, perasaan manusiawi Sarah mulai terusik. Kecemburuan yang awalnya kecil perlahan tumbuh menjadi bara yang membakar hatinya.
Dalam puncak emosinya, Sarah meluapkan kemarahan dengan sebuah sumpah yang mengejutkan. "Aku akan memotong tiga bagian tubuh Hajar!"
Sumpah ini mengejutkan Nabi Ibrahim. Sebagai kepala keluarga, ia memahami kecemburuan istrinya namun tetap berusaha menyelesaikannya dengan kepala dingin dan bijaksana.
Menyadari dampak emosional Sarah, Nabi Ibrahim memberikan solusi yang cerdas untuk memenuhi sumpah tanpa menimbulkan kerusakan. Ia menyarankan Sarah untuk melubangi kedua daun telinga Hajar dan mengkhitannya. Sarah mengikuti saran tersebut, dan Hajar menjalani proses itu dengan penuh kesabaran.
Setelah telinganya dilubangi, Hajar memasang anting-anting di kedua telinganya. Tidak disangka, anting tersebut justru semakin mempercantik penampilan Hajar. Ketika melihat Hajar dengan perhiasan itu, Sarah hanya bisa menghela napas panjang.
"Sesungguhnya apa yang kulakukan hanya membuat dia semakin cantik saja," ungkap Sarah.
Anting ini, yang awalnya lahir dari konflik, menjadi simbol keindahan yang tidak hanya menambah kecantikan fisik tetapi juga mengajarkan makna mendalam tentang kebijaksanaan dalam menghadapi perasaan manusiawi...