Tentang Fenomena Tren ‘Sad Beige Mom’, Begini Kata Dosen Psikologi
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Yunan Helmy
03 - Jan - 2025, 05:00
JATIMTIMES - Belakangan ini, istilah sad beige mom menjadi topik hangat di media sosial. Tren ini menggambarkan gaya pengasuhan yang berfokus pada penggunaan warna-warna netral seperti beige, putih, dan krem sebagai bagian dari estetika.
Meskipun terlihat klasik dan bersih, tren ini menimbulkan pertanyaan mengenai pengaruhnya terhadap perkembangan psikologis anak, terutama terkait stimulasi visual dan kognitif.
Menurut Prof Dr Iswinarti MSi, dosen psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), pemilihan variasi warna memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan anak sejak usia dini. “Saat bayi berusia 2-3 bulan, penglihatan mereka cenderung tertarik pada warna cerah dan kontras tinggi, seperti hitam, putih, merah, dan kuning," jelasnya.
Tahap perkembangan berikutnya adalah stimulasi kognitif, ketika anak mulai mengenali dan mengklasifikasikan warna. Pada tahap ini, warna dasar seperti merah, kuning, dan hijau biasanya diperkenalkan kepada anak, yang kemudian memudahkannya memahami kombinasi warna lain atau warna pelangi. “Jika anak hanya terbiasa dengan satu warna yang kurang menarik perhatian, stimulasi kognitifnya bisa menjadi kurang optimal,” tambahnya.
Selain itu, Iswinarti menyoroti makna emosional yang terkandung dalam warna. Warna cerah sering dikaitkan dengan semangat dan keceriaan. Sementara warna gelap seperti hitam bisa merepresentasikan kesedihan. Variasi warna, menurut dia, berperan besar dalam mendukung perkembangan emosional dan kognitif anak.
Terkait tren sad beige mom, Iswinarti menganggap perbedaan selera warna dan gaya adalah hal yang wajar. Namun, ia menilai penggunaan istilah “sad” dalam tren ini cenderung berlebihan. Lebih penting lagi, ia mengingatkan bahwa orang tua tidak seharusnya memaksakan preferensinya kepada anak. “Orang tua harus memahami bahwa perkembangan anak membutuhkan stimulasi emosional yang tercermin dalam pola pengasuhan yang penuh empati,” tegasnya.
Baca Juga : Angin Puting Beliung Rusak 3 Bangunan Warga Mlandingan Situbondo
Di akhir pernyataannya, Iswinarti menekankan pentingnya variasi warna dalam masa perkembangan anak. Ia berharap para orang tua lebih bijaksana dalam memilih metode parenting yang mendukung optimalisasi perkembangan anak, baik secara psikologis maupun kognitif.