Barikan, Tradisi Masyarakat Semeru Berdamai dengan Alam dan Juru Kunci yang Diyakini Ada
Reporter
M. Bahrul Marzuki
Editor
Yunan Helmy
22 - Sep - 2024, 12:32
JATIMTIMES - Siang itu sinar matahari cukup cerah di lereng kaki Gunung Semeru (3.676 mdpl) yang ada di Desa Sumber Mujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Meski demikian, hawa di sana cukup sejuk dengan ditambah rindangnya pepohonan. Cuaca di ponsel memperkirakan kedingingan di sana saat itu mencapai 25 derajat celcius.
Baca Juga : Luluk-Lukman Kampanyekan Perlindungan Anak dan Perempuan di CFD Bungkul
Sehingga di sana bak berada di ruangan AC tanpa sekat tembok. "Memang dingin kalau di sini. Apalagi malam," terang Suci Ayu Widari, salah satu warga di sana yang dengan ramah menyapa kami, rombongan wartawan Pokja Grahadi dari Surabaya, Selasa (17/9).
Pada akhir tahun 2022 silam diketahui gunung tertinggi di Pulau Jawa ini mengalami erupsi. Sehingga banyak warga harus diungsikan. Erupsi Gunung Semeru ini terutama dirasakan oleh warga yang ada di Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo.
Ribuan warga akhirnya terpaksa harus meninggalkan rumahnya lantaran rusak. Karena selain erupsi awan panas, saat itu Gunung Semeru juga memuntahkan lahar dingin sehingga sempat terjadi banjir bandang.
Beruntung kini ribuan warga tersebut tidak perlu khawatir akan tempat tinggal. Sebab, oleh pemerintah melalui Kementerian PUPR yang bekerja sama dengan Pemprov Jatim serta Pemkab Lumajang, sudah dibuatkan hunian tetap (huntap) sebanyak 1.951 unit yang terletak di Desa Sumber Mujur.
Ayu menceritakan meski sederhana rumah yang dia tempati sangat layak. Baik dari sisi ketebalan tembok maupun kaca. "Insya Allah kuat. Kacanya saja pakai kaca mobil," terangnya.
Jika mengingat peristiwa erupsi sekilas ada rasa trauma dalam batin yang dia rasakan. Namun, sebagai masyarakat asli Lumajang yang memang besar dan lahir di kaki Gunung Semeru dia coba berdamai dengan alam.
"Kadang kalau malam ya ada perasaan takut, apalagi kalau dengar letusan. Tapi sama orang-orang tua disuruh tenang. Itu gunungnya cuma kentut," terang ibu satu orang anak tersebut.
Di rumah sederhana yang dia tempati tersebut kini Ayu coba membuka usaha baru. Yakni, dengan membuka counter jual beli pulsa maupun pembayaran elektronik lainnya. "Kalau lagi rame ya Alhamdulillah hasilnya," imbuh perempuan 23 tahun tersebut.
- Barikan dan Tradisi Masyarakat Lereng Gunung Semeru
Pada hari biasa suasa di Huntap memang terlihat sepi. Ramainya di sana pada hari tertentu saja saat warga kumpul beramai-ramai untuk membaca do'a bersama...