Jamasan Kanjeng Kiai Golok, Yasendam Ungkap Sejarah Tradisi Leluhur Majan
Reporter
Anang Basso
Editor
Dede Nana
18 - Sep - 2024, 08:02
JATIMTIMES - Jamasan Pusaka Kiai Golok rutin dilaksanakan bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tahun ini, juga bersamaan dengan Hari Jadi Kasepuhan Perdikan Majan ke-297.
Hadir dalam jamasan ini, tiga pilar pemerintahan dan ratusan masyarakat yang tumpah ruah untuk menyaksikannya.
Baca Juga : Bupati Ipuk Fiestiandani Bangga Tiga Maestro Seni Budaya Banyuwangi Raih Penghargaan AKI 2024
Kegiatan ini terselenggara di serambi Masjid Agung Al-Mimbar, Bumi Kamardikan atau Perdikan Majan Tulungagung, Senin (16/9/2024) lalu.
Ketua Yayasan Setono Dalem Majan (Yasendam), Raden Ali Sodik dalam keterangannya mengatakan, pihaknya meneruskan tradisi warisan leluhur.
"Ini meneruskan tradisi yang diwariskan oleh para leluhur, yakni dengan memperingati acara Maulid Nabi Muhammad SAW dengan resepsi jamasan pusaka," ujarnya, Rabu (18/9/2024).
Tradisi jamas pusaka Kanjeng Kiai Golok, menurut Raden Ali adalah rangkaian yang tidak dapat terpisahkan.
Menurutnya Romo atau Mbah Khasan Mimbar oleh Eyang Pakubuwono II (Raja Mataram) pada tahun 1727, mendapat perintah untuk syiar agama di Kadipaten Ngrowo.
"Sedangkan pusaka golok itu merupakan bukti otentik dari Kiai Ageng Raden Khasan Mimbar untuk menyiarkan agama Islam di Kadipaten Ngrowo," tuturnya.
Khasan Mimbar menyiarkan agama Islam saat itu, bukanlah perjuangan yang mudah. Ia berani menolak mentah-mentah tradisi yang sudah terbentuk di masyarakat sebelum Islam.
Untuk mengajak masyarakat ke jalan yang benar, Kiai Khasan Mimbar harus melebur dengan masyarakat dan budaya-budayanya. Dengan begitu, masyarakat secara perlahan mau menerima dan beralih memeluk agama Islam.
"Alhamdulillah hingga sekarang masih terjaga, pusaka Kiai Golok. Itu juga masuk ke cagar budaya," ujarnya.
Baca Juga : Gema Mredangga Tegowangi, Upaya Pemkab Mengenal Warisan Budaya Kediri
Rupanya, pusaka Kiai Golok ini erat kaitannya dengan tombak Kiai Upas...