Jeritan Karyawan BLK di Malang Raya: Kerja Sampingan Berujung Rugi Miliaran
Reporter
Ashaq Lupito
Editor
Nurlayla Ratri
08 - Sep - 2024, 08:40
JATIMTIMES - Ribuan, puluh ribuan, dan bahkan bisa jadi ratusan ribu karyawan online BLK kini sedang dirundung pilu. Para karyawan online yang dulu mendapat pekerjaan menjanjikan, kini seolah dikesampingkan. Kendati tuntutan pekerjaan telah dirampungkan, namun bayaran, tabungan, hingga iming-iming bonus yang dijanjikan hingga bulan Agustus 2024 lalu dikabarkan tak dicairkan.
Kondisi itulah yang setidaknya dialami oleh ribuan karyawan online BLK yang disinyalir merupakan perusahaan asal Amerika, di Malang Raya. Usai hak tak kunjung diberikan, ribuan korban karyawan online BLK di Malang Raya dikabarkan tengah berjuang untuk menuntut keadilan.
Baca Juga : PT Alberti Bintang Terang Raih Penghargaan '3rd Place Best Developer Periode 2023' dari Bank BSI
Kini, para karyawan asal Malang Raya yang tersisa disebut membentuk paguyuban. Tujuannya untuk menuntut hak mereka yang tak kunjung diberikan. Disebutkan, total kerugian yang hanya dari sebagian kecil karyawan di Malang Raya tersebut disebut telah mencapai miliaran.
Jeritan itulah yang kemudian terdengar JatimTIMES. Media online inipun mencoba menelusuri, apa itu BLK yang disebut telah mempekerjakan ribuan karyawan online hingga menyebabkan total kerugian mencapai miliaran tersebut.
Akhir pekan kemarin, Sabtu (7/9/2024) merupakan cikal bakal terbentuknya paguyuban para korban BLK. Perintisnya berjumlah sekitar 15 orang yang terdata bertemu secara langsung. Hampir semuanya berasal dari Malang Raya meski sebagian kini telah berdomisili di luar Malang, yakni Sidoarjo.
Para perintis paguyuban tersebut berkumpul di salah satu rumah toko (Ruko) yang ada di Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Sengaja tidak kami sampaikan secara detail di mana mereka berkumpul secara perdana, lantaran permintaan para korban demi menjaga privasi mereka.
Salah satu karyawan online BLK berinisial MS menyebut, dirintisnya paguyuban korban BLK yang segera terbentuk dan diresmikan tersebut, ditujukan untuk memfasilitasi sisa-sisa karyawan BLK yang kini dirundung nestapa. Sebelumnya, para perintis tersebut berada pada beberapa grup yang sama di WhatsApp. Di mana, satu grup jumlah anggotanya pada saat itu bisa mencapai puluhan dan maksimal sekitar 1.000 orang.
Namun, seiring berjalannya waktu, para anggota grup memilih keluar dan pada akhirnya tak bisa dilacak walau hanya sekedar berkomunikasi melalui aplikasi chatting. Kini yang tersisa hanya sekitar 250 korban yang sebelumnya sempat menjadi karyawan online BLK...