Launching Penelitian PPIM-React, Testriono: Gerakan Green Islam Hadapi Sejumlah Tantangan
Reporter
Mutmainah J
Editor
Nurlayla Ratri
27 - Aug - 2024, 04:39
JATIMTIMES - Dalam dua dekade terakhir, gerakan lingkungan yang diinisiasi oleh kelompok-kelompok agama semakin meningkat, termasuk oleh kelompok Islam. Gerakan-gerakan organisasi atau komunitas yang menggunakan identitas Islam, seperti ceramah lingkungan, ngaji lingkungan, fatwa lingkungan dan lainnya, seringkali terlihat dalam aktivisme lingkungan di Indonesia.
Menyoroti hal tersebut, Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta melakukan rilis dan diskusi hasil temuan penelitian kualitatif dengan tema “Gerakan Green Islam: Harapan bagi Krisis Iklim di Indonesia?” pada hari Selasa tanggal 27 Agustus 2024 di Hotel Artotel Gelora Senayan Jakarta. Rilis dan diskusi ini turut mengundang tokoh dan aktivis dari organisasi lingkungan berbasis agama maupun organisasi lingkungan non-agama.
Dalam pemaparan hasil riset tersebut, Testriono, koordinator Riset Gerakan Green Islam, menyatakan bahwa Green Islam di Indonesia berkembang setidaknya melalui tiga fase. Fase awal yang bermula pada periode 1980-an, yaitu ketika MUI merumuskan Fatwa tentang Kependudukan, Kesehatan, dan Pembangunan pada Oktober 1983.
Baca Juga : Lulusan SMA/SMK Dominasi Pekerja Migran dari Kota Blitar
Selanjutnya adalah fase pasca-tsunami Aceh 2004, di mana gerakan mitigasi risiko bencana dan bantuan pasca-bencana mendorong perkembangan gerakan Islam lebih dekat pada isu lingkungan. Yang terakhir adalah fase ecological turn, yang ditandai dengnan Deklarasi Islam tentang Perubahan Iklim Global di Istanbul, Turki, dan Paris Agreement pada tahun 2015.
Testriono juga menyatakan bahwa terdapat tiga pola pembentukan Green Islam di Indonesia. Pertama, gerakan Green Islam yang muncul dari organisasi-organisasi Islam, seperti LPBI pada NU, MLH, MDMC, dan LLHPB Aisyiyah pada Muhammadiyah, serta LPLHSDA pada MUI.
Kedua, gerakan Green Islam yang muncul dari organisasi lingkungan non-agama, seperti Greenpeace dengan Ummah For Earth dan HAkA dengan gerakan Teungku Inong...