Pernah Rugi Ratusan Juta, Utomo Komitmen Pertahankan Apel Kota Batu

Reporter

Irsya Richa

Editor

Yunan Helmy

25 - Aug - 2024, 06:38

Utomo saat berada di perkebunan apel di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. (Foto: Irsya Richa/JatimTIMES)


JATIMTIMES - Setiap tahunnya lahan perkebunan apel di Kota Batu terus menyusut lantaran banyak petani yang menyerah untuk mempertahankan ikon Kota Batu tersebut. Alasannya,  harga perawatan tak sebanding dengan hasil panen.

Meski demikian, di balik itu masih ada seorang petani bernama Utomo, warga Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang kukuh mempertahankan ikon Kota Batu agar tak punah. “Supaya nggak mau punah. Saya mau mempertahankan apel Kota Batu,” ungkap Utomo, Minggu (25/8/2024).

Baca Juga : Cak Nur-Heli Ingin Kolaborasikan Batu Agropolitan dan Kota Wisata

Utomo mengaku sudah menjadi petani apel sejak tahun 2008 silam. Dengan demikian, sudah 16 tahun lamanya menggeluti pertanian apel. Tentu suka dan duka menyelimuti perjalanannya untuk mempertahankan apel di atas lahannya 2,5 hektare.

Ia pun mengaku, saat kondisi pohon apel maksimal bisa panen mencapai 2 ton. Namun saat ini paling banyak 5 kuintal, karena usia pohon serta hama lalat buah yang jadi musuh petani apel.

Ya hama lalat buah serta kondisi tanah menjadi faktor berkurangnya hasil panen. Ditambah biaya operasional yang tinggi membuat sebagian petani gulung tikar.

“Petani yang lainnya sudah dimusnahkan karena beralih ke jeruk atau sayur. Biaya operasional sama harga nggak nututi saat itu,” ujar bapak dua anak ini.

Karena berkurangnya jumlah petani serta lahan apel, berimbas dengan harganya. Saat ini Utomo mengaku harga apel dalam kurun 2 bulan terakhir cenderung lebih bagus, yakni Rp 14 ribu sampai Rp 16 ribu per kilogramnya.

“Kalau harga sekarang ini bagus dibanding dulu, karena posisinya sekarang apel berkurang atau tidak sebanyak dulu. Makanya saya tetap bertahan di apel karena mengingat apel ini sebagai ikon Kota Batu, kalau tidak ada yang mempertahankan nanti musnah,” terang pria 61 tahun ini.

Kisah pilunya menjadi petani apel tentu cukup banyak. Namun selama 16 tahun terakhir ia pernah merugi hingga ratusan juta. Saat itu harga apel hanya Rp 4 ribu per kilogramnya. Juga karena hama lalat buah. 

“Saya tahun lalu rugi banyak, karena tidak berbuah karena saat itu musim. Harga buahnya hanya Rp 4.000. Satu musim saya merugi Rp 137 juta,” ujar Utomo.

Baca Juga : Baca Selengkapnya


Topik

Peristiwa, Petani apel, Kota Batu, apel Batu,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette