9 Tahun Eksis Jadi Penggerak Literasi, Kafe Pustaka Pamit
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
A Yahya
03 - Aug - 2024, 02:22
JATIMTIMES - Media sosial tengah ramai dengan unggahan pamitnya salah satu kafe penggerak literasi di Malang Raya, yakni Kafe Pustaka. Tempat ngopi yang berada di dalam kampus Universitas Negeri Malang (UM) itu bakal tutup selamanya.
Rumor mengenai penutupan Kafe Pustaka beredar luas, dengan beberapa spekulasi yang menyebutkan kebijakan kampus sebagai alasan utama. Diduga, pihak kampus menilai bahwa kafe tersebut kurang menguntungkan. Beberapa juga menyebut adanya campur tangan dari pihak perpustakaan UM, lantaran kafe ini terletak di area perpustakaan. Meski demikian spekulasi-spekulasi ini belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.
Baca Juga : Prakiraan Cuaca 3 Agustus: Beberapa Wilayah Jatim Masih Alami Hujan Lokal
Pengelola Kafe Pustaka, David Ardyanto, melalui akun Facebook pribadinya mengundang semua pihak untuk menghadiri acara #KafePustakaPamit yang bakal diadakan pada Senin, 5 Agustus 2024, pukul 14.00 WIB di Kafe Pustaka UM. Acara ini akan menampilkan pameran poster kegiatan dan testimoni kenangan selama Kafe Pustaka beroperasi.
David juga mengajak para pengunjung untuk membawa foto atau kenangan dalam format kertas ukuran A3 yang akan dipamerkan. Bagi yang tidak bisa hadir, mereka bisa memposting foto atau testimoni kenangan di media sosial dengan tagar #KafePustakaPamit.
"Kami menyampaikan terima kasih atas setiap perjumpaan kita, baik itu dalam acara diskusi-diskusi besar ataupun sekadar obrolan-obrolan kecil tentang 'angin yang akan bertiup entah kemana?'" tulis David dalam undangannya.
Usut punya usut, Kafe Pustaka didirikan pada Mei 2015 atas gagasan Prof. Joko Saryono, yang kala itu menjadi Kepala Perpustakaan UM. Kafe ini mengusung konsep sebagai tempat nongkrong yang juga menjadi ruang untuk bertukar ilmu dan membangun literasi.
Dengan tagline "Sembari Ngopi Membangun Literasi," Kafe Pustaka menyediakan tempat bagi pengunjung untuk berdiskusi, membaca buku, dan mengerjakan tugas kuliah.
"Konsepnya adalah membuat warung atau kafe yang tak sekedar tempat untuk nongkrong, tetapi di dalamnya bisa bertukar ilmu untuk membangun literasi,” ujar David, sebagaimana dilansir RRI.
Di bagian depan kafe, terdapat tulisan "Kate Nangdi, Bro? Ngopi Kene Lho Iso Pinter" yang menegaskan harapan bahwa pengunjung yang datang dapat membentuk lingkungan literasi...