Sunan Pakubuwono IV: Raja Religius dan Pejuang Hukum Syariat yang Dijuluki Sinuhun Wali
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
A Yahya
17 - Jun - 2024, 04:39
JATIMTIMES - Pada tanggal 2 September 1768, lahirlah seorang bayi laki-laki yang kelak akan menjadi salah satu penguasa paling berpengaruh dalam sejarah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Bayi tersebut diberi nama Raden Mas Subadyo, putra dari Sunan Pakubuwono III dan Gusti Kanjeng Ratu Kencana Kilen, yang dikenal juga sebagai Kanjeng Ratu Beruk, keturunan Sultan Demak. Di usia 20 tahun, tepatnya pada 29 September 1788, Raden Mas Subadyo naik tahta sebagai Sunan Pakubuwono IV, menggantikan ayahnya dan mulai menorehkan sejarah panjang kepemimpinannya selama 32 tahun.
Sejarah Awal dan Kebijakan Religius
Sunan Pakubuwono IV, atau yang juga dikenal sebagai Sunan Bagus karena ketampanannya, memimpin Keraton Surakarta di masa penuh dinamika. Dengan semangat muda dan keberanian yang besar, ia memimpin kerajaan di tengah goncangan politik dan sosial yang melanda Jawa pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Salah satu aspek yang paling menonjol dari kepemimpinannya adalah dedikasinya terhadap syariat Islam. Sejak awal pemerintahannya, ia dikenal sangat taat dalam menjalankan ajaran agama dan menegakkan hukum Islam di wilayah kerajaannya.
Baca Juga : Libur Iduladha, 13.359 Kendaraan dari Bali Masuk ke Jatim
Pada tahun 1789, setahun setelah naik tahta, Pakubuwono IV melanjutkan pembangunan Masjid Agung Surakarta. Masjid ini menjadi pusat kegiatan keagamaan dan simbol dari komitmen Sunan terhadap Islam. Setiap hari Jumat, beliau tidak hanya hadir untuk sholat Jumat tetapi juga sering bertindak sebagai imam atau khatib. Kedekatannya dengan rakyat dan keilmuan agamanya yang mendalam membuatnya dijuluki Sinuhun Wali, sebuah gelar yang menunjukkan bahwa ia dianggap memiliki kedudukan spiritual yang setara dengan para wali.
Tantangan Politik dan Peristiwa Pakepung
Meskipun kepemimpinannya penuh dengan dedikasi agama, Pakubuwono IV harus menghadapi berbagai tantangan politik yang kompleks. Salah satu peristiwa yang paling terkenal dalam masa pemerintahannya adalah "Peristiwa Pakepung". Pada tahun 1790, Pakubuwono IV mengangkat lima ulama sebagai penasihat dekatnya: Kiai Bahman, Kiai Nur Soleh, Tumenggung Wirowirejo, Tumenggung Sujonopuro, dan Tumenggung Prawirodigdo. Pengangkatan ini menimbulkan ketegangan dengan pejabat istana yang memiliki pandangan mistik dan sudah lama mapan di Surakarta...