Hardiknas 2024, Kadispendik Kabupaten Malang: Penguatan Karakter P5 Harus Dimiliki Guru dan Murid
Reporter
Tubagus Achmad
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
02 - May - 2024, 06:25
JATIMTIMES - Pada momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2024 yang mengusung tema "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar" kali ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Malang memberikan imbauan kepada seluruh guru untuk memperkuat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang merupakan bagian dari kurikulum merdeka belajar.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Suwadji menyampaikan, bahwa pada hardiknas yang selalu diperingati setiap tanggal 2 Mei ini merupakan momentum untuk semua pihak, utamanya para guru untuk mengawal pendidikan serta perkembangan karakter setiap murid.
Baca Juga : Daftar Tarif Tol Trans Jawa Selama Mudik Lebaran 2024
"Tentunya di dunia pendidikan itu kan mengawal karakter ya. Bagaimana karakter Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5 itu juga dimiliki oleh para guru," ujar Suwadji kepada JatimTIMES.com, Kamis (2/5/2024).
Di mana pada program P5 yang merupakan bagian dari kurikulum merdeka belajar terdapat enam dimensi yang harus selalu dikuatkan. Baik untuk masing-masing guru maupun murid.
Di antaranya beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; berkebhinekaan global; mandiri; bergotong royong; bernalar kritis; dan kreatif.
"Lah karena siswanya diharapkan memiliki enam dimensi itu, tentunya dimulai dari guru. Guru itu tidak mendidik siswa menjadi apa, tetapi bisa menjadi apa saja," terang Suwadji.
Mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Malang ini menuturkan, dengan adanya enam dimensi pada P5 yang menjadi bagian dari kurikulum merdeka ini dapat meningkatkan kesiapan sumber daya manusia yang unggul. Selain itu, minat bakat dari para murid juga dapat dikembangkan dan karakternya juga terkawal dengan baik.
Sementara itu, di momentum Hardiknas 2024 kali ini, pihaknya juga mengingatkan bahwa terdapat tiga permasalahan utama di satuan pendidikan di Indonesia yang menjadi tanggung jawab bersama. Yakni kekerasan atau bullying, pelecahan seksual hingga sikap intoleransi.
"Ada tiga masalah besar yang dihadapi. Pertama masih adanya kekerasan atau bullying, kedua masih ada pelecehan seksual, baik antar sesama siswa maupun siswa dengan guru. Kemudian intoleransi," kata Suwadji.
Baca Juga : Baca Selengkapnya