Rokok Ilegal Makin Marak, Pengusaha Sebut Akibat Tarif Cukai Naik
Reporter
Riski Wijaya
Editor
Nurlayla Ratri
12 - Apr - 2024, 05:20
JATIMTIMES - Naiknya tarif cukai rokok dikeluhkan oleh pengusaha rokok. Pasalnya hal tersebut disinyalir membuat peredaran rokok ilegal makin marak. Hal tersebut salah satunya disampaikan oleh Direktur PT Karya Niaga Bersama Subariyono.
Bahkan menurutnya, secara tidak langsung, hal itu membuat persaingan peredaran rokok di pasaran menjadi cukup berat. Sebab tentunya, rokok ilegal dijual dengan harga yang lebih murah, karena tanpa dikenakan pajak dan tarif cukai.
Baca Juga : Daftar Tarif Tol Trans Jawa Selama Mudik Lebaran 2024
"Itu akibat dari maraknya rokok ilegal, dan (target) pendapatan dinaikan. Lama-lama rokok yang kecil yang tidak mampu bersaing dengan rokok ilegal ya akan mati," jelas Subariyono.
Ia menegaskan, sebagai perusahaan yang memproduksi rokok kelas 2, kondisi tersebut cukup disayangkan. Sebab, pihaknya masih harus memutar otak agar harga jual produknya di pasaran, tetap dapat dijangkau.
Sedangkan dari perhitungannya, dengan tarif cukai serta pajak yang berlaku saat ini, perusahaannya hanya menerima pendapatan bersih sekitar 25 sampai 30 persen dari penjualan. Sedangkan mayoritas atau sekitar 70 hingga 75 persen masuk sebagai pendapatan negara.
"Apalagi rokok kelas 2 seperti kita, 70 sampai 75 pendapatan yang diterima itu masuk ke pemerintah sebagai pendapatan negara. Sisanya 30 persen hanya masuk ke kita," jelasnya.
Ia menjelaskan, 70 hingga 75 persen yang masuk sebagai pendapatan negara tersebut terserap melalui beberapa hal. Seperti tarif pita cukai, ppn dan berbagai jenis pajak lainnya. Hal itu menurutnya kurang bagus untuk perekonomian Indonesia seperti saat ini.
"Apalagi ekonomi di Indonesia saat ini juga belum terlalu baik. Sehingga posisi ini cukup memberatkan untuk semata-mata menerima pendapatan setinggi-tingginya," terangnya.
Apalagi menurutnya, 30 persen yang menjadi pendapatan perusahaan tersebut belum terhitung sebagai keuntungan bersih. Sebab perusahaan masih harus mengeluarkan biaya yang juga tidak sedikit untuk kebutuhan operasional seperti gaji karyawan.
Baca Juga : Baca Selengkapnya